SANG PIONIR PRANG. Oemar dilahirkan di Meulaboh, Aceh Barat, 1854 M. Gelar Teuku yang melekat di awal namanya karena kebangsawanannya. Sejak menjadi pemimpin prang Oemar dikenal sejarah seorang yang memiliki skill dalam mendesign strategi perang gerilya dan strategi itu sempat ditiru oleh Van Heutz, yang menjadi cikal bakal hadir korps Marsose.Â
Karir kemiliterannya semakin hebat semenjak ia dianugerahi pangkat Teuku Johan Pahlawan Panglima Besar Nederland oleh Gubernur Deykerhooff pada bulan September 1893 M. Oemar memiliki hak atas gudang senjata dan berkesempatan melatih sejumlah pasukan prang Belanda persiapan melawan Aceh.Â
Setelah kurang lebih tiga tahun di jajaran Belanda, pada penghujung bulan Maret 1896 M. Oemar menyatakan diri benci Belanda. Kebencian disertakan dengan sepucuk surat tertanggal 11 Syawal 1312 H. yang ditujukan kepada Residen Belanda di Aceh Barat. Surat itu dibubuhi cap jabatan, "Teuku Johan Pahlawan Panglima Perang Besar Gubernemen Hindia Belanda." Pernyataan tersebut mampu membuat gempar para pembesar Hindia Belanda. Saat itu juga pangkat kehormatannya dicopot.Â
Tidak hanya itu, Gubernur Deykerhooff yang pernah mengangkatnya pun turut dipecat. Oemar kini memimpin pasukan prang Aceh. Dia mengajak kembali bersatu para pembesar-pembesar prang melawan kolonialis. Sejak itu, Oemar bersama pasukannya hampir saban hari bergerilya menyerang pos-pos Belanda.Â
Serangan itu membuat sistem pertahanan Belanda menjadi kacau. Haram menyerah adalah pribadi Oemar. Perlawanan terus dilakukan sampai jelang akhir hayat. Sehari sebelumnya seorang teman pejuang memperdengarkan kembali bara jihad Oemar dalam bahasa Aceh, "Singoh beungoh, geutanyo mandum tameukuphi di Meulaboh atau syahid di jalan Allah". Kiranya takdir berkata lain, Oemar di malam sebelum pagi yang dicitakan itu dijemput ajal, sebutir timah panas serdadu Belanda di bawah komando Jenderal Van Heutsz menembus dadanya.Â
Teuku Oemar syahid di Pasi Ujong Kalak, Meulaboh, bulan Februari 1899 M. Selamat jalan sang pionir prang. Pangkat dan jabatan yang pernah ditawarkan engkau abaikan demi bangsa dan negara. Patut dihargai selaku mujahid sejati; jiwa sepertimu sulit terwarisi untuk Aceh saat ini.[]
Darussalam, 12 Maret 2020
Tulisan di atas kutipan dari bagian awal buku:
"OEMAR PIONIR PRANG" karya Muliadi Kurdi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H