Mohon tunggu...
Mulaviani Fatimah Azhar
Mulaviani Fatimah Azhar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswa yang menyukai budaya dan Perjalanan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Kilas Perjalanan di Museum Ullen Sentalu

11 September 2024   17:03 Diperbarui: 11 September 2024   17:09 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu Spot Foto di Museum Ullen Sentalu.

 Ruangan ketiga yang kami masuki berisikan pakaian dan perhiasan-perhiasan yang dimiliki oleh anggota keluarga Keraton Yogyakarta dan Keraton Surakarta. “Koleksi perhiasan emas yang dipajang di sini semuanya replika perhiasan aslinya”, jelas pemandu tur kepada kami. 

Hal yang menarik perhatianku dari ruangan ini adalah terdapat sebuah pakaian tradisional Jawa yang kemudian dikombinasikan dengan hiasan kepala berupa topi bulu seperti yang dipakai oleh perempuan-perempuan di Eropa. Pemandu tur menjelaskan bahwa itu merupakan bentuk gaya busana yang pernah terjadi pada waktu itu. Pemandu tur juga menjelaskan bahwa pakaian tersebut hanya digunakan untuk acara informal, bukan acara formal kerajaan.

Ruangan keempat yang kami kunjungi hanya sebuah ruangan kecil berisikan kain-kain batik khas Yogyakarta dan Solo. Pemandu menjelaskan kepada kami terkait dengan perbedaan dari batik Yogya dan juga batik Solo. Perbedaan yang paling terlihat adalah dari warna dasar batiknya. Batik Yogya umumnya menggunakan warna putih untuk dasarnya dan batik Solo menggunakan warna coklat yang gelap. Di ruangan ini, kami juga dijelaskan fungsi dan makna dari motif-motif batik yang ada.

Ruangan kelima sekaligus penutup tur kami merupakan sebuah ruangan yang didedikasikan khusus untuk Gusti Nurul dari Pura Mangkunegaran. Gusti Nurul merupakan putri tunggul dari Mangkunegara VII. Pemikiran serta prinsip yang beliau anut sepanjang hidupnya membuat beliau menjadi sosok inspiratif yang banyak dikagumi oleh banyak orang. Untuk menghargai pemikiran dan prinsip beliau, Museum Ullen Sentalu kemudian mempersembahkan sebuah ruangan khusus untuk menyimpan koleksi peninggalan dari beliau yang istimewanya diresmikan langsung oleh Gusti Nurul.  

Setelah tur berakhir, kami baru dipersilahkan untuk mengambil gambar di area yang diperbolehkan. Di area tersebut banyak tersebar patung-patung serta kolam ikan dan air mancur yang indah. Di kawasan tersebut juga terdapat sebuah toko souvenir dan restoran. Aku banyak mengambil gambar sebagai sebuah kenang-kenangan yang dapat selalu aku kenang di kemudian hari. Setelah puas berfoto, aku memutuskan untuk kembali ke parkiran dan pulang.

Tur Museum Ullen Sentalu di hari itu merupakan suatu pengalaman berkesan bagiku. Suasana museum yang sejuk dan keramahan pegawai yang ada di sana membuat suasana hatiku menjadi damai dan tentram. Semua terasa sempurna. Hanya saja terdapat sedikit kekecewaan dalam hatiku karena pemandu yang mendampingi kami di hari itu menjelaskan semuanya dengan sangat cepat sehingga ada beberapa informasi yang tidak dapat kutangkap dengan jelas. Namun, selain itu semua terasa menyenangkan. Aku kembali mengenakan helm dan melanjutkan perjalananku untuk pulang kembali ke Kota Yogyakarta.      

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun