Mohon tunggu...
Bowo
Bowo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyendiri

Sendiri saja

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Target Jadi Ustadz Sebulan Mengajari Anak Membaca Quran dan Tajwid

15 April 2021   09:42 Diperbarui: 15 April 2021   10:11 1041
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak mengaji dari Shutterstock via dream.co.id

Tahun ini karena pandemi, sawah yang digarap hanya dua, dan usaha sudah diserahkan ke saudara, saya jadi punya banyak waktu untuk lebih dekat dengan anak-anak.Pada Penilaian Tengah Semester kemarin, anak sulung saya dapat nilai 76 untuk pelajaran Baca Tulis Quran. Terjeblok diantara mata pelajaran lain yang dapat nilai 90-98.

Karenanya Ramadan ini saya punya target pribadi untuk mengajari anak laki-laki saya bacaan-bacaan tajwid sesuai yang dipelajari di sekolahnya. Ini tantangan buat saya karena sehari-hari anak-anak belajar di rumah bersama istri.

Bacaan huruf Hijaiyah sekarang berbeda dengan waktu saya kecil. Contohnya huruf yang pada zaman saya dibaca "tsa", sekarang jadi "sa" (dengan huruf s pakai titik diatas). Lalu huruf "ghoin" sekarang ditulis jadi "gain".

Kenapa tidak ikutkan saja anak-anak ke masjid? Disana sudah ada guru ngaji yang pasti lebih jago ngajari tajwid.

Iya, kenapa tidak ke guru ngaji saja, ya? Karena anak-anak saya tidak kerasan jika tidak diajar oleh guru di tempat formal. Selama belajar dari rumah karena pandemi, anak-anak hanya belajar di rumah sementara teman-teman mereka datang ke tempat les.

Selain itu, sebagai kepala keluarga saya wajib membuat anak-anak saya pandai baca-tulis Quran. Kalau tidak, Quran dan hadits telah mengancam saya untuk digebuki malaikat.

Saya dulu diajari salat dan mengaji oleh kakek saya. Karena satu kakek anak-anak saya sudah meninggal dan satu lagi tinggal lain kota, jadi cara yang afdol adalah saya sendiri yang turun tangan mengajari anak-anak mengaji dengan tajwidnya.

Terus terang, anak laki-laki saya itu sudah masuk usia wajib salat, namun salat lima waktunya masih bolong-bolong. Kadang dia berasalan capek, ingin main, atau lupa bacaan salat. 

Tapi untunglah sudah dua hari ini puasanya full sampai Mahgrib. Sementara anak perempuan kami masih puasa "belajar" dimana dia berbuka pada Zuhur, lalu puasa lagi sampai Mahgrib.

Soal bacaan salat istri sayalah ysng telaten mengajari anak-anak bacaan salat. Namun khusus anak perempuan, kami belum mengajarinya bacaan salat dan baca Quran karena dia punya karakter belajar yang bertolakbelakang dengan kakaknya.

Tajwid berasal dari bahasa Arab kata, yaitu jawwada, yujawwidu, tajwiidan, yang artinya membaguskan.

Jadi tajwid adalah ilmu untuk mengetahui bagaimana cara melafalkan huruf yang benar dan dibenarkan, baik berkaitan dengan sifat, mad, dan sebagainya, misalnya tarqiq, tafhim dan selain keduanya.

Tapi jujur saja, saya pun kalau mengaji tidak pernah memperhatikan ikhfa, idgham mutamasilain, Izhar, dan lainnya. Saya hanya baca Quran sesuai panjang pendeknya harakat dan tajwid sederhana seperti kalau ada tanwin atau "nun" mati bertemu dengan huruf "ba", maka dibaca jadi "mim", dan itu merupakan bacaan iqlab.

Makanya tantangan buat saya sejak kemarin membuka-buka buku pelajaran anak dari semester satu sampai dua. Meski belajar di sekolah negeri, ternyata materi pendidikan agama banyak juga, termasuk pelajaran Baca Tulis Quran.

Sejak minggu lalu saya bahkan membeli buku tajwid di toko dan melalap habis isinya. Semua itu saya lakukan demi jadi ustadz, walau hanya sebulan selama Ramadan saja. Target saya pribadi selama Ramadan ini bisa khatam dan anak lelaki saya fasih membaca Alquran beserta tajwidnya.

Buat orang lain mengajari anak baca Quran dan tajwid mungkin seperti membalik tangan, tapi bagi saya tidak main-main, karena salah baca bakal salah pula arti dari kalimat Quran yang kita baca itu.

Saya yakin bisa dan insya Allah berhasil. Aamiin ya robbal alamiin!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun