Jadi tajwid adalah ilmu untuk mengetahui bagaimana cara melafalkan huruf yang benar dan dibenarkan, baik berkaitan dengan sifat, mad, dan sebagainya, misalnya tarqiq, tafhim dan selain keduanya.
Tapi jujur saja, saya pun kalau mengaji tidak pernah memperhatikan ikhfa, idgham mutamasilain, Izhar, dan lainnya. Saya hanya baca Quran sesuai panjang pendeknya harakat dan tajwid sederhana seperti kalau ada tanwin atau "nun" mati bertemu dengan huruf "ba", maka dibaca jadi "mim", dan itu merupakan bacaan iqlab.
Makanya tantangan buat saya sejak kemarin membuka-buka buku pelajaran anak dari semester satu sampai dua. Meski belajar di sekolah negeri, ternyata materi pendidikan agama banyak juga, termasuk pelajaran Baca Tulis Quran.
Sejak minggu lalu saya bahkan membeli buku tajwid di toko dan melalap habis isinya. Semua itu saya lakukan demi jadi ustadz, walau hanya sebulan selama Ramadan saja. Target saya pribadi selama Ramadan ini bisa khatam dan anak lelaki saya fasih membaca Alquran beserta tajwidnya.
Buat orang lain mengajari anak baca Quran dan tajwid mungkin seperti membalik tangan, tapi bagi saya tidak main-main, karena salah baca bakal salah pula arti dari kalimat Quran yang kita baca itu.
Saya yakin bisa dan insya Allah berhasil. Aamiin ya robbal alamiin!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H