Mohon tunggu...
Muksin
Muksin Mohon Tunggu... Wiraswasta - Water Spesialist

I’m Muksin, I’m into in Water Resources Management. I have been worked in Water Management Resources for 4 years. Now, I am As Assistant Superintendent of Utility.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Analisis Keselamatan dan Kesehatan Masyarakat di Pemukiman Lahan Gambut Ogan Komering Ilir Sumatera Selatan

7 Januari 2021   07:08 Diperbarui: 7 Januari 2021   08:17 700
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Dokumentasi Pribadi Penulis

Tanah gambut adalah tanah-tanah jenuh air yang tersusun dari bahan tanah organik, yaitu sisa-sisa tanaman dan jaringan tanaman yang melapuk dengan ketebalan lebih dari 50 cm. Dalam sistem klasifikasi baru (Taksonomi Tanah), tanah gambut disebut Histosols (histos = tissue = jaringan). Dalam system klasifikasi lama, tanah gambut disebut dengan Organosols yaitu tanah yang tersusun dari bahan tanah organic.Menurut Soil Survey Staff (1998).

Seluruh definisi rawa gambut di atas bersumber pada Mitsch & Gosselink.(1986) & NC Division of Coastal Management DENR.

Keadaan Lingkungan Lahan Gambut

Tanah gambut menempati cekungan di antara dua sungai besar. Bila cekungan tersebut sempit, gambut yang terbentuk biasanya merupakan gambut dangkal dengan ketebalan 0.5 sampai 1 meter atau gambut sedang dengan ketebalan 1 -- 2 meter. Jika jarak horisontal kedua sungai besar tersebut cukup jauh, hingga beberapa puluh kilometer, tanah gambut biasanya membentuk kubah gambut (peat dome) yang cukup besar (Lihat Gambar 6.). Pada bentukan kubah gambut seperti ini, semakin ke tengah kubah gambut, ketebalan gambut akan semakin bertambah sampai mencapai belasan meter.

Tanah gambut selalu terbentuk di tempat yang kondisinya jenuh air atau tergenang, misalnya cekungan-cekungan di daerah pelembahan, rawa bekas danau, atau di daerah depresi / basin di dataran pantai diantara dua sungai besar. Pada cekungan-cekungan tersebut terdapat bahan organik dalam jumlah banyak yang dihasilkan oleh tumbuhan alami yang telah beradaptasi dengan lingkungan jenuh air.

Apabila daerah depresi di mana terdapat gambut topogen yang cukup dangkal, maka massa gambut yang terus bertambah tebal, akan segera tumbuh di atas permukaan air tanah. Gambut yang terus tumbuh tidak lagi terkena banjir, dan tidak lagi menerima tambahan hara melalui air tanah. Pasokan hara satu-satunya berasal dari air hujan. 

Gambut yang terbentuk  disebut gambut ombrogen, atau gambut air hujan. Pada tahap awal gambut diendapkan secara cepat kemudian tertimbun secara lambat. Penguraian terjadi lebih lambat di pusat rawa (cekungan) yang masam, sehingga menjadikan bahan organik yang tertimbun mempunyai bentuk seperti kubah. (Mackinnon, et al. 2000).

Secara kimiawi, tanah gambut bereaksi masam, dengan pH  berkisar 3.0 -- 4.5. Gambut dangkal mempunyai pH 4.5 -- 5.1, lebih tinggi jika dibandingkan dengan gambut dalam yang mempunyai pH sekitar 3.1 -- 3.9. 

Kandungan basa - berupa unsur Ca, Mg, K dan Na - dan kejenuhan basa rendah. Kandungan Al umumnya rendah sampai sedang dan semakin berkurang dengan menurunnya pH tanah. Kandungan unsur mikro khususnya Cu, Bo, dan Zn sangat rendah, sebaliknya kandungan Fe cukup tinggi. Kandungan N total termasuk tinggi, tetapi sebagian besar dalam bentuk tidak tersedia bagi tanaman karena rasio C/N yang tinggi.

PEMBAHASAN

 Lahan Gambut di OKI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun