Hari Guru dirayakan setiap tahun. Namun di tengah ketidakpastian kesejahteraan, tekanan ekonomi dan beban kerja yang menumpuk, guru masih harus menghadapi tekanan secara mental bernama ketidakpercayaan dan kurangnya rasa hormat.
Penghormatan kepada guru perlu ditunjukkan oleh orangtua, sehingga hal yang sama juga akan terpupuk pada diri anak. Bukankah konsep teladan adalah metode mendidik paling ampuh?
Mari menitipkan rotan pada guru..
Sesuai dengan momen hari guru, ada beberapa hal yang bisa kita, para orangtua, lakukan untuk 'menitipkan rotan' pada para guru anak-anak kita, menunjukkan rasa hormat dan kepercayaan.
Membangun komunikasi
Komunikasi yang terjalin baik antara wali murid dan guru akan menumbuhkan sikap saling hormat dan percaya. Jangan sungkan untuk bertanya langsung kepada guru bila mendapati hal yang kurang jelas di sekolah.
Apalagi bila informasi didapatkan dari anak semata. Hindari bereaksi spontan dengan memposting keluh kesah di media sosial. Akan lebih bijak bila hal tersebut dikomunikasikan terlebih dahulu.
Cara orangtua berkomunikasi dengan guru akan menjadi contoh nyata bagi anak tentang bagimana menunjukkan rasa hormat pada orang yang telah memberikan ilmu pengetahuan.
Menghormati budaya dan aturan sekolah, menghormati guru
Miris rasanya melihat salah seorang wali murid datang menjemput anaknya dengan hanya bercelana pendek dan berbaju kaos selengan. Memperlihatkan tato di lengan kiri dan kananya. Padahal sang anak bersekolah di sekolah Islam!
Tempatkanlah diri dengan baik. Contohkan kepada anak bagaimana menghargai institusi Pendidikan dan para gurunya dengan berpakaian yang pantas. Tak perlu bagus, asal sopan dan rapi. Bukankah kemampuan menempatkan diri sesuai situasi sangat penting untuk dicontohkan?
Demikian pula dengan aturan merokok.