Suasana pagi di hari kerja selalu berwarna-warni. Kehangatan matahari mulai menyentuh, seiring dengan dimulainya aktivitas warga.
Pemandangan yang akrab ditemui tentu saja berbondong-bondong umat manusia keluar rumah untuk berbagai keperluan. Pergi ke pasar, berangkat bekerja,pergi sekolah, mengantar anak ke sekolah, dan tentu saja berangkat kerja sambil terlebih dahulu mengantar anak ke sekolah. Hehe.
Mengantar anak ke sekolah, terutama bagi orangtua yang anaknya masih duduk di bangku PAUD atau sekolah dasar, adalah aktivitas lumrah. Bentuknya pun bermacam-macam.Â
Ada yang mengantar dengan mobil, sepeda motor, becak, atau bahkan berjalan kaki. Pilihan-pilihan sekolah yang umumnya jauh dari rumah menuntut orangtua untuk meluangkan waktu mengantarkan anak.
Pemandangan beragam rupa pun hadir. Pernah lihat bapak-bapak bertampang sangar, membonceng anak sambil menggendong tas Hello Kitty? Atau ayah yang menggunakan mode satu motor empat penumpang? Ada pula yang mengantar dengan masih mengenakan pakaian tidur. Haha. Semuanya tersedia lengkap di waktu pagi syahdu di hari kerja.
Bagi para ayah yang punya jam kerja pergi pagi-pulang sore, durasi waktu membersamai anak jadi sangat terbatas. Bangun pagi semua sudah disibukkan dengan bersiap untuk kegiatan masing-masing. Pulang sore atau kadang malam, hanya tersisa waktu barang 1 atau 2 jam sebelum buah hati beranjak tidur. Waktu luang untuk keluarga tinggallah akhir pekan. Itupun kalau tidak mendadak ada acara. Atau dipanggil atasan.Â
Maka, waktu mengantar anak sekolah adalah salah satu peluang baik untuk membangun kelekatan.
Apa ya bahasanya itu? Quality time? Atau private time? Pokoknya durasi tertentu yang dimanfaatkan untuk hal yang benar-benar khusus. Waktu spesial.
Kelekatan Ayah-anak
Pentingnya kelekatan ayah pada anak telah banyak dibuktikan dalam berbagai penelitian. Dampak yang ditimbulkan dari ketidakhadiran ayah secara fisik dan psikis dalam masa pengasuhan dan tumbuh kembang anak pun tak main-main.