Mohon tunggu...
Muksal Mina
Muksal Mina Mohon Tunggu... Lainnya - Candu Bola, Hasrat Pendidik

Be a teacher? Be awakener

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Rollercoaster Inter Milan

4 Agustus 2020   18:11 Diperbarui: 5 Agustus 2020   11:18 837
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Antonio Conte berjalan meninggalkan lapangan seusai Inter Milan bermain imbang dengan Napoli pada laga leg kedua semifinal Coppa Italia yang digelar di Stadion San Paolo, Minggu (14/6/2020) dini hari WIB. (AFP/GETTY IMAGES/FRANCESCO PECORARO via KOMPAS.com)

Perasaan saya sebagai Interista diaduk-aduk bak kena angin ribut beberapa hari belakangan. Bagaimana tidak, Minggu dini hari lalu, tim kesayangan, Internazionale Milano alias Inter Milan baru saja menang 0-2 atas Atalanta. Kemenangan yang memastikan Inter finish di peringkat dua, berselisih satu poin dengan sang juara, Juventus.

Eh, malamnya tahu-tahu beredar berita bahwa karir sang allenatore, Antonio Conte, sepertinya akan berakhir dini. Sontak berita ini membuat heboh. Bikin perut tidak nyaman, seperti sedang naik roller coaster. Ada apa lagi ini?

Mengutip dari twit Jurnalis asal Iran, Nima Tavalley, empat puluh delapan jam adalah waktu yang dibutuhkan Inter untuk menjungkirbalikkan perasaan fansnya.

Minggu, 2 Agustus, dinihari WIB : Finish tertinggi sejak 2010/2011

Terakhir kali tim biru hitam finish di dua besar terjadi di musim 2010/2011. Saat itu mereka harus melihat tim sekota, AC Milan mendulang scudetto. Selepas itu, Inter paling tinggi finish diperingkat empat, yakni sebanyak dua kali pada 2017/2018 dan 2018/2019.

Sepanjang musim ini, di Seria A, Inter mencatatkan hasil 24 kali menang, 10 kali seri dan 4 kali kalah. Inter menjadi tim dengan kebobolan paling sedikit (36 gol) dan urutan kedua setelah Atalanta untuk urusan produktifitas (81 gol).

Kemenangan di Bergamo kemarin juga menandai raihan poin tertinggi Inter (82 point) dalam 10 musim terakhir, sekaligus menyamai poin di musim treble (2009/2010).

Dapat dikatakan ini adalah musim terbaik dalam 10 tahun belakangan.

Rekrutan baru pun tak mengecewakan. Romelu Lukaku melesakkan 23 gol dari 38 pertandingan Seri A, di musim pertamanya. Alessandro Bastoni mencuat sebagai bek menjanjikan.

Kesimpulannya, tiga poin yang diraih Minggu lalu semestinya menjadi penanda musim yang berjalan baik. Optimisme merebak. Dengan perbaikan-perbaikan di bursa transfer, tentu fans berharap Inter akan meraih gelar musim depan.

Namun awan mendung tiba-tiba datang. Antonio Conte meletus.

Kemenangan Inter atas Atalanta (Sumber : Kompas.com)
Kemenangan Inter atas Atalanta (Sumber : Kompas.com)

Minggu, 2 Agustus, siang WIB : Conte cabut?

Dikutip dari laman nerazzurriale.id, dalam wawancara selepas pertandingan yang dilansir Sky, Conte mengeluhkan perlindungan yang tidak ia dan pemain dapatkan dari manajemen sepanjang musim ini. Perlindungan yang dimaksud tentu urusan luar lapangan.

Memang Inter terus diterpa gosip-gosip panas. Entah tentang transfer pemain, taktik, hasil minor ataupun tingkah pemain diluar lapangan. Semua jadi santapan media. Menurut Conte, hal-hal seperti ini harusnya diantisipasi oleh manajemen. Dengan kata lain, cukuplah ia dan pasukannya fokus pada urusan lapangan.

Pekara off the pitch? Manajemen yang handle.

Memang, sejak Juli, kursi Conte mulai digoyang media. Isu Conte akan didepak bila tak finish peringkat dua atau menjuarai Europa League mulai dihembuskan. Hasil minor kontra Sassuolo (seri 3-3), Bologna (kalah 1-2) dan Verona (2-2) semakin menggoyang Conte.

Belum lagi dalam 2 minggu terakhir, berita miring muncul membawa-bawa nama Marcelo Brozovic, sang regista andalan. Brozo dilaporkan mengemudi sambil mabuk hingga SIM nya dicabut. Beberapa hari berselang, Brozovic jadi topik lagi, kali ini kasus ngamuk di rumah sakit.

Peninglah kepala Conte. Kritik dan gosip terus menerpa timnya selama berbulan-bulan. Majemen hanya diam, semua ditangkis Conte sendiri. 

Tak pelak, pernyataan Conte memancing spekulasi yang lebih hot. Conte akan cabut akhir musim dan digantikan oleh Massimiliano Allegri atau Mauricio Pocchettino jadi suksesornya. Gazzetta dello Sport mengklaim bahwa Inter tak akan memecat Conte. Kejadian seperti dulu Conte di Juve bisa terulang lagi. Mengundurkan diri akibat berseteru dengan manajemen.

Berbagai opini melintas di timeline. Sebagian sepakat bahwa dengan sikap yang demikian blak-blakan, sudah sepatutnya Conte dipecat. Masa membocorkan borok manajemen ke media!

Namun sebagian yang lebih besar memilih Conte tetap sebagai pelatih musim depan. Dasarnya adalah prestasi musim ini dapat menjadi pondasi ke depan untuk kembali meraih era grande inter. Ganti pelatih? Mulai lagi dari nol!.

Senin, 3 Agustus WIB : Klarifikasi, perdamaian dan tuntutan.

Bola semakin panas. Repubblica mengklaim bahwa Conte telah menghubungi Juventus, menanyakan kemungkinan Maurizio Sarri dipecat sehingga Conte dapat kembali melatih Juve. Heboh bukan main berita itu. Kemudian,  muncul berita konfirmasi.

Dalam wawancara dengan ANSA, Conte menyatakan bahwa ia punya kontrak tiga tahun dan akan menyelesaikannya. Repubblica? Akan ia tuntut karena memuat berita tak benar!

Conte menegaskan bahwa ia akan terus mendampingi Inter hingga mencapai sukses. Pada hari itu juga telah terkonfirmasi bahwa Conte dan presiden Zhang sudah ngobrol. Intinya bahwa sekarang Inter akan fokus pada sisa kompetisi yang ada, lalu melakukan evaluasi setelahnya.

Interisti lega. Untuk sementara.

Selasa, 4 Agustus WIB : Sanchez permanen.

Hari ini, setelah dibolak-balik oleh kabar tak sedap, akhirnya satu berita baik singgah. Inter telah mencapai kesepakatan untuk mempermanenkan Alexis Sanchez dari Manchester United dengan biaya tak diduga-duga : gretongan alias free! Padahal sebelumnya MU bersikeras tak akan melepas Sanchez kurang dari 20 juta euro.

Penyerang Inter, Alexis Sanchez (sumber : sempreinter.com)
Penyerang Inter, Alexis Sanchez (sumber : sempreinter.com)
Kesepakatan dicapai setelah Sanchez dan MU bersepakat untuk memutus kontrak. Dengan begitu, Sanchez bebas bergabung dengan Inter, yang bersedia menanggung gaji 7 juta euro permusim hingga 2023 (setengah dari gajinya di MU), dan Setan Merah menghemat hingga 60 juta euro. Pundi-pundi ini akan dialihkan ke bidikan baru, Jadon Sancho (SKY). Win-win solution. Semua senang.

Melihat performa sang striker pasca lockdown, jelas ini berita gembira untuk interisti. Inter bisa tenang menjalani kompetisi Liga Europa pada Agustus ini, tanpa khawatir Sanchez dipanggil pulang ke Inggris.

**

Sepakbola memang tidak bisa dipisahkan dari berita, yang kadang beda tipis dengan gosip. Masalahnya, Inter terlalu sering jadi korban mainan media.

Mungkin Inter perlu mencontoh bagaimana tim-tim juara mengurusi perkara luar lapangan. Sir Alex Ferguson dulu pernah melarang pemainnya untuk membaca koran. Agar fokusnya tak terganggu oleh opinin-opini atau berita miring.

Sir Alex sendiri pernah memboikot koran sekelas The Sun untuk hadir dalam konferensi pers tim. Alasannya karena yang bersangkutan kerap menulis berita jelek tentang MU.

Jadi fans Inter itu memang beda. Selalu dibikin senam jantung setiap musimnya. Entah karena hasil di lapangan, ataupun perkara off the pitch. Inter itu unpredictable dan pazza (gila).

Pazza Inter sepertinya memang sudah takdir. Akan selalu ada. Seri A baru saja berakhir. Inter sukses naik peringkat. Dua anak tangga dari musim lalu. Namun lagi-lagi kegilaan kembali menerpa.

Setelah ini, entah apa lagi yang akan terjadi. Yang pasti, nasib Conte akan dibicarakan selepas Liga Europa. Fokus Inter akan diarahkan pada laga kontra Getafe, Rabu ini.

Ah, mungkin saya yang terlalu membawa-bawa perasaan di urusan bola ini.

Namun, bertahun-tahun menjadi Interista, perlahan saya paham, bahwa Inter memang Pazza!

Curup,
04.08.2020
Muksal Mina Putra

Referensi :
nerazzurriale.id
fansnerazzurri.id

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun