Terkadang, kebiasaan kita pun ditiru oleh anak, meski tak pernah dimaksudkan untuk mencontohkan. Karena anak memang begitu, sedang berada pada masa modeling, belajar dengan meniru. Maka patutlah kita berhati-hati, jangan sampai ada tindak tanduk kita yang buruk, terlihat oleh anak.
Bila nanti anak berkelakuan macam setan, bolehlah bertanya kita dalam hati :
"Setan mana gerangan yang diteladani?"
**
Sebagi investor, modal yang dimaksud dalam diri orangtua tentu bukanlah soal finansial. Namun lebih pada kesiapan dalam aspek pengetahuan dan kesiapan mental.
Bila nanti anak menjadi orang yang biasa-biasa atau malah "luar biasa", mungkin kitalah yang harus bercermin. Jangan-jangan kita investor yang gagal! Jangan-jangan kita asal klaim saja, diiringi pelabelan investasi masa depan, dunia akhirat, atau apapun namanya.
Zalim melabeli anak sebagai investasi, tanpa sepenuhnya memahami bahwa sebagai investor dan pengelola, justru peran orangtua paling krusial.
Pelan-pelan kita belajar bahwa sesungguhnya anak adalah anugrah luar biasa. Diberikan kepada orangtua yang luar biasa pula. Selayaknya orantua membersamai perkembangannya dengan bahagia, sebahagia tika ia lahir.
Sebagai pengingat, anak tak pernah minta untuk dilahirkan pada orangtua yang mana.
Yang ada adalah kita, para orangtua, yang memohon untuk diberi.
Ups, bukan diberi! Dititipkan!
Curup,
11.07.2020
Muksal Mina Putra