Anak yang dihargai individualitasnya akan tumbuh menjadi anak yang unik. Percaya diri dengan kemampuan dan kelebihannya. Meskipun berbeda dengan anak-anak lain. Tak takut meski tak serupa.
Pendidikan ego dan invidualitas menjadi bekal anak untuk bergaul, bersosialisasi kelak. Tak mudah terpengaruh, meski dilingkari lingkungan yang tak mendukung.
Membangun Individualitas Anak
Cita-cita para orangtua adalah anaknya cair secara sosial, namun tetap mampu mempertahankan prinsip dan teguh pendirian. Modalnya adalah individualitas yang kuat. Bagaimana membangun individualitas pada anak? Menurut Rusfi, ada 10 Â hal yang bisa dilakukan:
Pertama, memperlakukan tiap anak dengan spesial. Perlakukan anak dengan keunikannya masing-masing. Baik dalam soal panggilan, pakaian, perlakuan dan barang masing-masing. Dua anak lelaki, satu suka mobil, satu suka robot, turutilah. Keduanya adalah ciri masing-masing.
Kedua, hindari pendidikan yang menyeragamkan. Anak tertua bisa jadi sangat suka membaca. anak kedua lebih suka bermain lego. Tak usah dipaksa semua harus baca, semua harus main lego. Semua harus hafiz. Tiap anak unik. Punya minat, gaya belajar dan kecepatan belajar yang berbeda.
Ketiga, hindari perbandingan. "Ah, payah kamu. Si kakak tuh sudah bisa baca. Pinter". Sungguh, tak ada orang yang suka diperbandingkan. apalagi anak-anak. Perbandingan hanya akan menyakitkan hati. Membuat rendah diri, dan berujung pada benci.
Keempat, izinkan anak punya properti dan wilayah kekuasaan sendiri. Mulai usia 3 tahun, biasanya anak sudah paham urusan kepemilikan. Ada satu mainan yang sangat disayangi, tak boleh siapapun menyentuh, termasuk saudara. Hargailah.
Atau menentukan satu sudut rumah sebagai "istananya". Sudut lainnya adalah "dapur". Sisi lain rumah adalah "sekolah". Jangan diganggu. Ikutilah saja. Tak sulit
Keenam, berikan kasus kepada anak. Biarkan ia menyelesaikan dengan caranya sendiri. Anak yang dibiarkan memecahkan masalah, akan tumbuh kreatifitasnya.
Ketujuh, berikan alat-alat ekspresi diri anak. Biarkan dia memilih alat ekspresi diri yang tepat. Ada anak yang senang sekali mewarnai dan memajang hasilnya. Ada pula yang suka membantu ibu memasak. Tak ada yang salah, layani saja. Sediakan alat dan bahan yang mendukung.