Tentu akan sangat sulit bila beban penyesuaian perubahan konsep ini semata diemban oleh guru. Butuh dukungan pula dari unsur-unsur yang lain, semisal kurikulum, sarana, tujuan, dan sebagainya.
Namun setidaknya guru dapat mengubah sendiri persepektifnya, dari seorang pemberi ilmu, menjadi seorang awakener. Seseorang yang membangkitkan potensi anak didiknya. Memandu hingga anak didik berkembang maksimal, menjadi diri sendiri sesuai bakat masing-masing.
Senada dengan Frost, William Butler Yeats  mengatakan, "pendidikan bukan mengisi ember, tetapi menyalakan api".
Anak didik sejatinya bukanlah ember kosong yang masuk ke kelas untuk kemudian minta diisi hingga penuh. Namun bagai setumpuk jerami yang perlu dipantik, agar menjadi api yang berkobar-kobar.
Jadilah awakener. Jadilah pemantik.
Jangan jadi Guru!
Curup
10.06.2020
Muksal Mina Putra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H