Mohon tunggu...
Mukmin
Mukmin Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selalu bersyukur, berjuang, dan tetap optimis maju ke depan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

DPP LDII Gelar Webinar, Galakan Cegah Stunting dan Kampanyekan GEMARIKAN

27 November 2022   07:16 Diperbarui: 27 November 2022   07:24 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peserta mengikuti webinar Aksi Bersama Cegah Stunting. Foto: LINES.

Stunting akan mengakibatkan rendahnya perkembangan kognitif anak dan volume otaknya berbeda. Kondisi stunting ini bisa terjadi sampai dewasa. "Kualitas manusianya tentu jadi menurun seiring dengan naiknya grafik stunting," ujar Nopian.

Angka prevelensi stunting di Indonesia yang tadinya mencapai 27,7 persen sejatinya menurun dalam perkembangan terakhir yakni sebesar 24 persen. Pemerintah sendiri telah menargetkan program penurunan stunting menjadi 14 persen pada tahun 2024 mendatang.

Untuk mencegah stunting, calon pasangan usia subur harus dipastikan dalam kondisi sehat reproduksi dan fisik ketika menikah. "Sayangnya saat ini masih memprihatinkan. Kondisi kesehatan tidak memenuhi standar dan tinggi badan juga berkurang," kata Nopian.

Anak-anak mengikuti kegiatan mewarnai. Foto: LINES.
Anak-anak mengikuti kegiatan mewarnai. Foto: LINES.
Kehamilan di usia remaja Nopian mengatakan sedapat mungkin dihindari. Menurunkan angka perkawinan anak juga perlu dilakukan.

"Karena hal ini bisa meningkatkan risiko terjadinya stunting sebab nutrisi yang terbagi antara ibu bayi dengan bayi yang dikandung," tegasnya.

Menurutnnya, BKKBN telah membangun aplikasi siap nikah untuk para calon pengantin. Aplikasi ini untuk memudahkan melakukan screening kesehatan. Para calon pasangan hanya perlu input hasil kesehatan. Sistem yang akan menampilkan ketentuan ideal memiliki keturunan dari hasil screening tersebut.

Selain itu, Nopian menjelaskan, BKKBN juga membentuk tim pendamping keluarga (TPK) yang bekerja di tiap kelurahan dalam melakukan pendampingan dan bimbingan untuk menjalankan program ini. "Keluarga juga dapat konsul langsung dengan tpk tersebut melalui aplikasi," jelasnya.

Nopian berharap para ormas dan lembaga berkoordinasi dan bersinergi dalam menginformasikan pencegahan stunting ke masyarakat, "Melalui LDII dapat dilakukan advokasi kebijakan yg belum berjalan."

Sejalan dengan Nopian, Ketua Tim Kerja Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja, Direktorat Gizi Kesehatan Ibu dan Anak Kemenkes, Inti Mujiati mengatakan peningkatan SDM yang berkualitas dan berdaya saing menjadi tantangan besar.Inti mengatakan, ada dua hal penyebab terjadinya stunting salah satunya adalah kualitas makanan. Ia mengapresiasi penerapan langsung LDII melalui gerakan memasyarakatkan makan ikan. Yang kedua, infeksi atau sakit juga akan mempengaruhi status gizi.


Penyebab tidak langsung seperti pola asuh yang buruk, pemilihan makanan, sanitasi, serta pelayanan kesehatan umum.

Stunting merupakan masalah kesehatan yang menjadi sorotan. Gangguan kognitif metabolik hal ini menjadi dampak penyakit tidak menular namun berat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun