Mohon tunggu...
Mukmin
Mukmin Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selalu bersyukur, berjuang, dan tetap optimis maju ke depan.

Selanjutnya

Tutup

Money

Minyak Goreng Masih Langka dan Mahal, Ini Harapan LDII dan Politisi DPR kepada Pemerintah

14 Maret 2022   22:32 Diperbarui: 15 Maret 2022   05:55 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketua Umum DPP LDII Chriswanto Santoso (kanan) dan Anggota Komisi VIII DPR RI Maria Endang Astuti (kiri). Foto: Istimewa/DPP LDII.

"Jangan sampai jatah 30 persen di dalam negeri, ternyata ada penyelundupan ke luar negeri hingga 40 persen," kata Singgih.

Menurutnya, pengusaha pasti menginginkan keuntungan yang besar. Terlebih lagi harga CPO dunia saat ini sedang tinggi-tingginya.
"Pengusaha maunya begitu, tapi pemerintah juga meminta tanggung jawab mereka sebagai warga negara. Kasarnya, mereka berbisnis di atas tanah negara, jadi memiliki kewajiban untuk mencukupi kebutuhan minyak goreng dalam negeri," ujarnya.  

Karakter Gotong-Royong Mulai Pupus

Anggota Komisi VIII DPR RI Maria Endang Astuti mengatakan kelangkaan minyak goreng ini diduga ditahan oleh para pengusaha pengolah CPO. Imbasnya minyak goreng sulit ditemukan di pasar. Hal itu menandakan hilangnya jiwa gotong-royong bangsa.

"Bila kebutuhan yang mendesak mereka tidak berpikir lagi untuk saling menghormati, saling membantu dan mengasihi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, kini nilai gotong royong sudah mulai sirna. Hal ini, tentu harus segera dibenahi," ujar Maria.

Ia menuturkan, karakter bangsa yang gotong royong seharusnya jangan sampai hilang dalam situasi dan kondisi apapun. Dengan gotong-royong itu, masalah bangsa bisa menjadi ringan, "Karakter bangsa ini, pembentukan utamanya adalah dari pendidikan agama," ujar Maria.

Ia mengingatkan pemerintah, bahwa membangun karakter bangsa itu dapat dimulai dari Kementerian Agama, "Sehingga karakter orang yang berbuat kejelekan dapat ditanggulangi. Contohnya, Tidak ada lagi kekejaman anak sampai membunuh orang tua dan tidak ada pemerkosaan," ujarnya.

Ia melihat Kementerian Agama dan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) adalah pihak yang harus fokus meningkatkan pendidikan agama, agar dapat mengembalikan jati diri bangsa yang sudah mulai menghilang. (m)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun