Mohon tunggu...
Ibra Alfaroug
Ibra Alfaroug Mohon Tunggu... Petani - Dikenal Sebagai Negara Agraris, Namun Dunia Tani Kita Masih Saja Ironis

Buruh Tani (Buruh + Tani) di Tanah Milik Sendiri

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Monuver Jokowi dan Perumpamaan Perahu Layar dalam Dunia Politik

7 Desember 2022   09:01 Diperbarui: 7 Desember 2022   09:14 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrated By: infopertama.com

Di pemilu 2024, partai politik dan politisi ibarat kontestan yang sedang bersiap-siap, bersaing mengikuti perlombaan menangkap ikan di laut lepas menggunakan perahu layar..

Merujuk penghujung tahun, menghitung hari menuju tahun baru 2023 sudah ada di depan mata. Mendekati pemilu, riuh disebutkan dengan tahun politik.

Masih belum mengerucut dan menjadi titik terang siapakah yang akan menjadi calon di pemilu mendatang. Presiden berikutnya.

Tema---tema politis akan semakin heboh untuk dicermati. Seputar koalisi, pengarahan massa, dan beragam bentuk monuver politik dilakoni, upaya dalam menggalang dan membangun sebuah kekuatan.

Yah tak luput dari isu seputar dukung mendukung, usung mengusung, siapa-kah dia? Yupss tak tunggu ya tanggal mainnya. Masih terlihat samar, belum kasat mata akan kejelasan orangnya. Masih abu-abu.

Monuver Jokowi, Mencari Penggantinya 2024

Kemana arah dari dukungan Presiden Jokowi. Prabowo Subianto atau Ganjar Pranowo, atau apapun yang akam dicalonkan PDIP, masih menjadi teka-teki dalam politik.

Menyimak pernyataan Presiden Jokowi, yang syarat dengan kata bersayap beberapa waktu yang lalu. 

Bahasa kias, tentang sosok yang berambut putih penuh kerutan, sosok yang layak menjadi pemimpin. Menuai konfrontasi dengan pernyataan sebelumnya.

Yang menyatakan jatah Presiden periode berikutnya merupakan masa 'bapak menhan'. Prabowo Subianto, ujarnya.

Sinyalemen ini dukungan yang masih bersifat abu-abu. Bersifat multitafsir, menerka kemana arah dukungan. Statement yang masih membingungkan. Politik dua kaki.

Meski begitu, arah sinyal Jokowi berat dimungkinkan jatuh pada seorang yang secara pisikli, identik pada sosok kepala daerah dari Jawa Tengah, Ganjar Pranowo ketimbang Prabowo Subianto. 

Kesamaan hubungan emosional dan psikologis. Dan potensi kemenangan, kalkulasi Jokowi mencari sosok pengganti ojo kesusu kan. Siapakah yang akan melanjutkan agenda besar yang belum selesai dimasanya.

Menyimak monuver Jokowi. Atau sebuah strategi, bernilai tawar bagi parpol lain. Pasalnya, pengaruh Jokowi dan gerbong massa, dukungan relawan Jokowi berpengaruhi besar dalam pilpres mendatang.

Pada sisi lain, dari monuver Jokowi lebih tersirat mengarahkan kepada Ganjar. Calon potensial yang ia dukung. Hal ini terlihat diberbagai kegiatan, betapa dekatnya ia dengan gubenur Jateng ini bukan.

Permasalahan hanya satu. Yakni Partai manakah yang akan mengusungnya jika mau maju sebagai capres. PDI-kah atau koalisi Indonesia Bersatu yang dinakhodai oleh Golkar. Sebagai perahu politiknya.

Seandainya dukungan ini tidak diberikan, tak ada satupun parpol beserta koalisi yang mendukung gagal maning dong Ganjar.

Nah, siapakah cadangan Jokowi selain Ganjar. Mungkin saja Prabowo atau siapa pun yang akan dicalonkan PDIP. Tampaknya masih dalam tawar menawar dalam politik. Monuvernya Jokowi.

Parpol Ibarat Perahu Layar, Berlomba Menangkap Ikan di Laut Lepas.  

Kemana arah haluan perahu akan berlabuh. Belum jua menemukan muara titik tuju, menuju laut yang banyak ikannya. Masih menerawang arah angin, menerka kompas akan merujuk. 

Periksa perahu, sebelum berlayar ke laut lepas, para kemudi masih tertegun di pinggir pantai. Menerka-terka jalan kebeuntungan. Meski hati dihantui rasa was-was. Melihat perahu lain mulai bergerak.

Para awaknya seakan melambaikan tangannya. Saat berpapasan. Menghampiri, bertegur sapa, salam-salam, duduk bersama, bertukar cawan, bercerita tentang mentari dan angin di hari esok. Semoga lebih indah.

Sambil menunggu perlombaan menangkap ikan. Berharap dapat menangkap ikan sebanyak mungkin. Supaya menjadi juara. Ajang lomba lima tahun sekali..

Yang terdiri dari dua katagori cabang perlombaan. 

Pertama, permainan solo. Berlayar menggunakan perahu sendiri, kerja sendiri. Dan tentu demi kemenangan perahu punya sendiri. Setidak keterwakilan nanti ke pelabuhan, yakni jatah wakil di senayan.

Kedua, berkerjasama. Berlayar melibatkan perahu lain sebagai rekan. Yakni menggoalkan jagoan secara bersama. Berprinsip saling menguntungkan. Menduduki kursi istana.

Nah, sebelum diintruksikan mulai perlombaaan, masih ada waktu membentangkan layar, kesempatan membenahi jala dan jaring ikan, catut-mematut jalan yang baik yang akan ditempuh. Termasuk cari teman kan berkoalisi.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun