Sinyalemen ini dukungan yang masih bersifat abu-abu. Bersifat multitafsir, menerka kemana arah dukungan. Statement yang masih membingungkan. Politik dua kaki.
Meski begitu, arah sinyal Jokowi berat dimungkinkan jatuh pada seorang yang secara pisikli, identik pada sosok kepala daerah dari Jawa Tengah, Ganjar Pranowo ketimbang Prabowo Subianto.Â
Kesamaan hubungan emosional dan psikologis. Dan potensi kemenangan, kalkulasi Jokowi mencari sosok pengganti ojo kesusu kan. Siapakah yang akan melanjutkan agenda besar yang belum selesai dimasanya.
Menyimak monuver Jokowi. Atau sebuah strategi, bernilai tawar bagi parpol lain. Pasalnya, pengaruh Jokowi dan gerbong massa, dukungan relawan Jokowi berpengaruhi besar dalam pilpres mendatang.
Pada sisi lain, dari monuver Jokowi lebih tersirat mengarahkan kepada Ganjar. Calon potensial yang ia dukung. Hal ini terlihat diberbagai kegiatan, betapa dekatnya ia dengan gubenur Jateng ini bukan.
Permasalahan hanya satu. Yakni Partai manakah yang akan mengusungnya jika mau maju sebagai capres. PDI-kah atau koalisi Indonesia Bersatu yang dinakhodai oleh Golkar. Sebagai perahu politiknya.
Seandainya dukungan ini tidak diberikan, tak ada satupun parpol beserta koalisi yang mendukung gagal maning dong Ganjar.
Nah, siapakah cadangan Jokowi selain Ganjar. Mungkin saja Prabowo atau siapa pun yang akan dicalonkan PDIP. Tampaknya masih dalam tawar menawar dalam politik. Monuvernya Jokowi.
Parpol Ibarat Perahu Layar, Berlomba Menangkap Ikan di Laut Lepas. Â
Kemana arah haluan perahu akan berlabuh. Belum jua menemukan muara titik tuju, menuju laut yang banyak ikannya. Masih menerawang arah angin, menerka kompas akan merujuk.Â
Periksa perahu, sebelum berlayar ke laut lepas, para kemudi masih tertegun di pinggir pantai. Menerka-terka jalan kebeuntungan. Meski hati dihantui rasa was-was. Melihat perahu lain mulai bergerak.