Namun, pasca gagalnya usaha pemberontakan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) tahun 1965, dikenal dengan gerakan 30 September, ikhwal berakhirnya ideologi komunis di Indonesia.
Partai PKI dibubarkan, elit-elitnya ditangkap dan apapun yang berbau kekirian dihapus di tanah air. Ideologi komunis sebagai ideologi terlarang di Indonesia.Â
Lalu, naiknya Soeharto sebagai presiden, hanya ada dua ideologi besar yang diperbolehkan, Nasionalis dan Agamis hingga berlaku sampai dengan sekarang ini.
Simbolisasi, Identitas, Labelisasi dalam Politik Persuasif
Perumpamaan simbolisasi politik, tak jauh berbeda dalam dunia usaha, merek atau logo bisnis/dagang, membangun personal branding atau meminjam istilah labelisasi.Â
Labelisasi politik, sepertinya ditunjukan dengan gambaran dari simbol. Sudah jelas tamil di permukaan.
Seperti simbol berbentuk pohon Beringin, labelnya untuk partai Gokar, Banteng moncong putih PDIP, Matahari PAN, dan begitupun juga yang jelas terlihat disetiap partai lainnya.Â
Di samping adanya dominasi sebuah warna merah, biru, kuning, hijau, menghiasi bermacam bentuk atribut di setiap parpol. Hal ini bisa 'dipersepsikan' sebagai simbol yang tampak jelas sebagai labelisasi politik.Â
Merek dagang yang tidak asing lagi, kartu pengenal yang mempersepsikan keberadaan parpol bagi publik.Â
Hal ini berlaku untuk politikus, akan diketahui simbol partai mana yang ia pakai. Label parpol manakah yang menjadi latarbelakangnya, payung bernaung.
Simbol dan labelisasi politik seperti salam pengenal, perwujudan dari sebuah identitas politikus dan parpol berolitik.