Kembali pada anggitan judul,yups lupakan analisa receh dari penulis diatas, "Bukan Nasdem tapi Golkar yang Diwaspadai PDIP."
Sejauh informasi politik yang berkembang, hanya Nasdem parpol yang sudah jelas mendeklarasikan dukungannya, kandidat di pilpres, Anis Baswedan.
Walau dukungan dari Nasdem, Anis masih goyah untuk meraih tiket pencapresan. Dan cenderung bisa batal, mesti menunggu dukungan dari parpol lain, kesepakatan dalam satu koalisi.Â
Begitupun Ganjar, menanti parpol yang bersedia untuk mencalonkannya, PDI P-kah atau Golkar Cs. Prabowo masih akan diputuskan dengan kejelasan nota kesepakatan bersama dengan PKB.
Takutnya dari dinamis dan cairnya dunia politik seringkali terjadinya pengkhianatan dan juga perselingkuhan politik, prinsip itung--itungan ya untung---untungan, kan..
Prihal kemungkinan ini, pastinya buat PDI P, Golkar dan partai lain mengantisipasi kemungkinan dalam ketidakpastian berpolitik. Hematnya, berpikir kearah itu. Selektif dan jeli melihat peluang, tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan khususnya dalam menentukan calon presiden.
PDI P dan Golkar tampaknya memperhitungkan langkah dan tindakan, seperti membaca ritme politik yang sedang berkembang. Salah satunya tidak terburu soal pengusungan capres. Bisa dianggap kedua partai sedang saling intai.Â
Mengukur potensi sosok capres dan cawapres yang diusung. Golkar sebagai partai besar, bersejarah, memiliki kader-kader hebat, punya nama, dan telah membangun koalisi bersama PAN dan PPP, rivalitas yang patut dipertimbangkan oleh PDI P.
Dibandingkan pergerakan Nasdem, sepak terjang Golkar-lah yang tampaknya yang diwaspadai bagi PDI P untuk tidak cepat mengambil keputusan, disamping keberadaan Gerindra dan PKB yang membayangi.
Salam
#hanya asumsi semata