Mohon tunggu...
Ibra Alfaroug
Ibra Alfaroug Mohon Tunggu... Petani - Dikenal Sebagai Negara Agraris, Namun Dunia Tani Kita Masih Saja Ironis

Buruh Tani (Buruh + Tani) di Tanah Milik Sendiri

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Kampanye Politik Zulkifli Hasan, Sekali Merengkuh Dayung Dua Tiga Pulau Terlampaui

13 Juli 2022   20:21 Diperbarui: 14 Juli 2022   09:15 684
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekali Merengkuh Dayung Dua Tiga Pulau Terlampaui

MENTERI PERDAGANGAN KURSI EMPUK YANG PANAS BUAT ZULKIFLI HASAN

Pasca dilantiknya Menteri Perdagangan (mendag) yang baru Zulkifli Hasan pada reshuffle kabinet Rabu 15 Juni 2022 yang lalu, menggantikan post menteri yang selama ini diduduki Muhammad Lutfi.

Beragam persepsi pun bermunculan, yang mempertanyakan alasan dan tujuan dari Presiden melakukan perombakan kabinet ditahun 2022 yang syarat dengan tahun politik. 

Penggunaan hak preogatif, kuasa mutlak Presiden menjelang masa akhir pemerintahannya, yang tidak terasa sudah berjalan kurang lebih dari tiga tahun, 2019--2022. Gerangan apa ya? Entahlah.

Detik-detik menyapa tahun 2024 yang sedang amat dinantikan para elit politik dan partai politik tanah air. Momentum yang wajib tuk ditanggapi secara serius dan terukur, dari sisa waktu satu setengah tahun lagi.

Menduduki sebagai Menteri perdagangan yang baru, tentunya dipahami Zulkifli Hasan sang ketua umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan, simbiosis mutualisme buah hasil sebagai personil baru dalam koalisi.

Diyakini publik sebagai jatah kongsi, andil dari transaksi politis. Diberikan porsi satu kursi dari Presiden karena masuk barisan, dikala posisi kementerian sedang menghadapi persoalan serius, moment yang pas sekali tuk direshuffle.

Asumsi lain pun bisa saja berkata lain, yakni strategi halus dari permainan teka-teki politik Presiden Jokowi. Salah satu cara apik, dengan menawarkan kursi empuk, namun panas untuk diduduki.

Mengapa? Versi awamologi penulis ada tiga alasan mengapa kursi menteri perdagangan adalah kursi empuk yang panas buat Zulkifli Hasan.

Pertama. Seabrek permasalahan dan persoalan serius yang sedang terjadi. Seperti kasus minyak goreng, kebutuhan pokok yang merangkak naik, dan tantangan dari efect ekonomi dunia yang tidak kondusif.

Kedua. Tes kemampuan. Uji kecakapan dalam membuat kebijakan dan keputusan dalam bertindak. Menjawab realita permasalahan dan persoalan di lapangan. Tantangan ekonomi yang riskan menimbulkan gejolak sosial di masyarakat.

Ketiga. Citra diri dan marwah parpol mesti dipertaruhkan. Karena mewakili dari salah satu parpol, buah karya Zulkifli Hasan tentunya bersinggungan citra parpol. Baik buruknya dimata publik. Keberhasilan ataukah kegagalan, simbol partai akan menjadi kesan image.

Momentnya tahun politik saat ini, jelang pemilu raya 2024. Apapun tindakan sang menteri khususnya dari kalangan parpol, akan dinilai dari dua sisi. Bukan.

Publik pun bebas menilai. Terlepas apakah sang menteri memang benar-benar profesional dalam menjalankan tugas, ada motif tertentu, setingan kah, akh sudahlah 

Pasti 'ada udang di balik bakwan' dalam politik seringkali berlaku, kiat berpolitrik yang bersifat persuasif, membangun kerangka opini. 

SEKALI MERENGKUH DAYUNG DUA TIGA PULAU TERLAMPAUI

Sungguh tepat peribahasa ini untuk disematkan kepada para politikus sekarang. Yang mendampuk sebuah posisi prestisius, kursi nomor satu sorotan publik.

Kursi menteri-kah, DPR-kah, Gubenur-kah. Pokoknya kursinya orang penting. Jabatan politik yang syarat dengan ruang lingkup politik praktis.

Menariknya selagi kekuasan masih berada dalam gengaman, bisa dimanfaatkan seefektif dan seefisien mungkin, seperti tebar pesona citra diri, bersafari membangun jaringan, mencuri star, dan membentuk opini publik.

Hal ini dapat disimak berita media massa, mengulas prilaku ajaib para politikus. Memanfaatkan waktu ditahun politik saat ini, yang sedang hangat-hangat dalam mempresentasikan kefiguran seseorang.

Fakta lain, rakyat pun seakan dibuat muak dan jenuh akan hal-hal yang berbau politik pencitraan. Gerak-gerik seperti pahlawan kesiangan..

Pokok eh rakyat butuh bukti kerjanya bukan narasi yang hanya pandai beretorika, tapi kerja pada nihil.

Pada akhirnya di pemilu nanti, pemilih pun bisa objektif menilai dan menyimpulkan secara jernih,  nih calon pada juara narasi ketimbang juara prestasi.

Mengutip peribahasa lama yang sungguh bisa bermakna lain 'sekali merengkuh bukan dua pulau yang terlampaui. Tapi dua tiga kejatuhan bisa saja didepan mata, terjadi bukan.

Nah peribahasa mungkin saja tepat, sepandai-pandainy Tupai melompat, akhirnya jatuh jua. Atau ada udang dibalik batu...

Seperti hangatnya pemberitaan Mendag baru Zulkifli Hasan yang menuai kontrakdiktif. Berkonotasi miring seputar dari 'minyakita' tak pelak dapat teguran pak Presiden. Dan tanggapan negatif.

MENTERI Belum saatnya loh boleh untuk berkampanye, kerja saja yang benar. Entar rakyat akan menilainya!

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun