Mohon tunggu...
Ibra Alfaroug
Ibra Alfaroug Mohon Tunggu... Petani - Dikenal Sebagai Negara Agraris, Namun Dunia Tani Kita Masih Saja Ironis

Buruh Tani (Buruh + Tani) di Tanah Milik Sendiri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pengantin Muda dan Cara 'Tauke' Memberikan Pinjaman ke Petani

13 Juli 2022   10:54 Diperbarui: 13 Juli 2022   11:04 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrated By: agrobisnis.co.id

Dengan lahan yang telah diberikan dari orangtua, lahan sendiri, atau dengan cara sewa/kontrak/cater lahan orang lain. Pola menumpang lahan orang lain dengan perjanjian bagi hasil sesuai kesepakatan, yang lazim kami sebutkan dengan istilah orang Rejang 'parwan'.

Hal pernah penulis agit dilaman kompasiana dengan judul 'Status kepemilikan lahan pertanian'.

Baca juga: Status Kepemilikan Lahan Pertanian dan Pola Memberi Upah di Masyarakat

Pada agitan artikel picisan kali ini, persoalan modal bertani bagi petani muda selain dari modal dari keluarga. Cenderung banyak terbantu dari bantuan modal berbentuk pinjaman dari para Tauke desa.

Keberadaan Tauke Desa di Kalangan Petani

Kehadiran tauke desa bagi petani kopi, mereka adalah pengepul (pengumpul) hasil bumi masyarakat. Tempat menjual hasil panen, sebelum langsung berhubungan ke tauke yang lebih besar di perkotaan. Tauke desa ya bisa dibilang kepanjangan tangan dari tauke besar yang keberadaannya ada di desa-desa, mitra masyarakat.

Rata-rata disetiap desa di daerah penulis yang masyarakatnya petani kopi, ditemui adanya kehadiran tauke. Identik dengan kepemilikan mesin huller kopi, punya gudang kopi, secara ekonomi mereka tergolong wah dibandingkan dari masyarakat umumnya dari sisi finansial.

Keberadaan Tauke ini, berkontribusi besar untuk para petani muda dan pengantin baru yang memulai hidup. Dengan diberikan modal usaha, pinjaman awal untuk mengolah lahan pertanian, dan juga termasuk kiat bisnis bagi tauke dalam mengembangkan usaha/bisnis mereka. Kompetisi antar para auke merebut hati para petani.

Mengikat petani sebagai mitra tani tetap, ajang mencari mitra tani yang tani baru, dengan cara memberikan pinjaman tentunya hasil panen tetap dijual kepada Tauke yang bersangkutan, tidak lari ke tauke lainnya

Adapun cara yang dilakukan oelh para tauke kopi yang penulis amati, ada beberapa pola yang mereka lakukan;

  1. Memberikan bantuan pupuk, pestisida, serta biaya perawatan kopi,
  2. Memberikan modal hidup, khususnya kepada pengantin baru yang sedang belajar hidup. Bahkan sanggup mengupayakan tuk mendirikan bangunan rumah baru, membeli/menyediakan tanah kaplingan tuk pengantin baru yang baru bertani
  3. Membiayai jasa transport hasil panen, memberi upah yang bekerja dalam membantu para petani jika sedang musim panen. Dan menyediakan tempat untuk menjemur kopi sampai kering
  4. Menyediakan bibit unggul dan jasa stek atau penyambungan kopi agar hasil panen petani berlimpah

Cara yang dilakukan tentunya dengan akad yang telah ditentukan. Tauke yang bermodal mendapatkan hasil yang baik, yakni pinjaman petani akan dipotong pasca panen. Hasil panen mereka dapati. Petani pun diuntungkan dalam artian fokus pengelolahan sedangkan modal tauke yang berikan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun