Mohon tunggu...
Ibra Alfaroug
Ibra Alfaroug Mohon Tunggu... Petani - Dikenal Sebagai Negara Agraris, Namun Dunia Tani Kita Masih Saja Ironis

Buruh Tani (Buruh + Tani) di Tanah Milik Sendiri

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dilema Konten Pornografi dalam Dunia Media Massa pada Anak-anak

26 April 2022   00:43 Diperbarui: 26 April 2022   03:27 1361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrated by: parapuan.co

Mirisnya, yang terjerat permasalahan asusila justru pelakunya adalah seorang anak-anak yang masih taraf ingusan. Masih duduk sekolah dasar, SLTP kerap terjadi.

Ya, secara tidak langsung kejadian ini sepertinya berhubungan dengan virus pornografi. Yang mereka saksikan diberbagai laman sumber yang ada, dan mudah sekali diakses.

Seliweran kontens yang tanpa cela tanpa ada pembatas bagi penonton, pembaca ketika diedar/dibagikan kekhalayak luas. Dngan mudah dinikmati tanpa melihat siapa yang akan mencernahnya.

Jangankan untuk kalangan anak-anak, dewasapun seakan tak tahan untuk menahan efek dari tayangan tersebut. Jika selalu disajikan secara terus-terusan, gamblang dan bebas setiap saat.

Tanpa menyalahi para pembuat kontens, kreator dari kontens esek-esek yang mengulas tema-tema vulgar, monggo diperhaluskan lagi, agar anak-anak tidak terpengaruhi dari keawamamnya mereka. Yakni menyajikan kontens yang mendidik.

Karena mau tidak mau untuk zamanny sekarang, anak-anak sudah pada mahir loh bermain/menguasai apa itu teknologi. Yang kadang justru kita orangtua kalah jaugh"gaptek" daripada mereka. Menjauhi mereka dengan teknologi juga bisa dibilang salah, emang zamannya toh.

Yups, tak pikir anak-anak toh akan akibat kontens yang disebar luaskan di akun-akun media sosial kita. Itupun kalau mau kala tak mau, ya karepmu.

Karena tidak semua orangtua bisa menjaga anak-anaknya selama 24 jam loh, karena kesibukan aktivitas. Teman.

Mungkin, para orangtua pada bisa mendidik anak sendiri untuk terhindar dari tidak terpapar dari masalah yang berbau porno. Tapi bagaimana dengan mereka anak-anak tetangga dilingkungan sekitar tempat tinggal, sekolahnya.

Takutnya bagaimana jika terjadi yang diharapkan justru anak kita adalah sebagai korban? Karena orang lain. Piye toh hancurnya ati!

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun