Dari banyaknya kasus asusila, bahkan yang menjadi pelakunya adalah seorang anak-anak. Diawali karena menonton kontens orang dewasa, yang notabenenya belum layak untuk mereka. Namun disisi lain sangat mudah mereka akses, era digital.
Untuk itu membangun pemahamam yang bijak, dari baik buruknya kontens porno tidak kalah penting dipikir, ditimbang, ditindak sebagai langkah antisipatif dari sisi efek yang ditimbulkan bagi kita semua.Â
Salah satunya seliweran kontens yang menjurus kearah porno. Yang bergentayangan saat ini diberbagai media massa. Oleh orang yang hanya mengejar keuntungan materi belaka, tanpa melihat imbas kontens yang mereka suguhkan.
Khususnya kepada anak-anak yang masih belum tahu apa-apa tentang apa itu seksuil?Â
Belum matang secara usia untuk memilah dan memilih yang baik dan yang tidak baik. Dan secara psikologi anak yang cenderung masih suka bermain dan meniru apa yang pernah mereka lihat.Â
Maka oleh karena itu, vulgarnya kontens esek-esek yang berisi adegan mantap-mantap, ya sudah tentu diketahui apaitu konsekuensi selanjutnya. Apalagi jika anak-anak telah kecanduan akan hal ini, ya gimana teman?
Tidak bisa dipungkiri berkembangnya arus teknologi informasi, yakni media massa merupakan memberikan dilema, tantangan berat yang mesti disikapi secara serius oleh siapapun itu.
Yang semakin mudahnya kita menemui atau mencari kontens itu dan juga semakin gampang seseorang meng-unggah kontens porno toh sekarang.
Pemerintah, masyarakat, keluarga, orangtua, lembaga pendidikan, agamawan diharapkan membuat langkah mengantisipasi akan hal ini. Minimal mengurangi sisi dampak yang serius ditimbulkan, ancaman terpaparnya virus porno pada anak-anak.
Dari tingginya penyebaran dan semakin mudahnya kontens tuk tayang, yang berbau adegan dewasa pastinya akan menyasar dan dapat dinikmatin siapapun itu.
Buruknya, bila hal ini salah sasaran menyasar kepada anak-anak yang masih bocah, Â danmenjadi konsumsi mereka bisa diayangkan bagaimana dampak yang akan ditimbulkan? Tanpa kita sadari, entahlah.