Hal ini bagi segelintir orang, cerdikmemanfaatkan perkembangan ini untuk memperoleh keuntungan sendiri, tujuan/motif, kepentingan atau kepentingan terselubung suatu golongan.
Bermain dalam hal dunia berita, seputar isu yang bersifat sensitif, dikemas apik sing penting berdampak baik bagi mereka.
Dan didukung masih rendahnya daya filter masyarakat kita yang mudah sekali percaya akan hal tertentu secara membabi buta, tanpa melihat, membaca, dan memahami secara utuh  isi dari sumber informasi, siapakah sumber tersebut?
Kembali topik pilihan aggitan Kompasiana, Hari Pers Nasional (HPN) kemarin. Tema menarik untuk dikupas atau dibahas dari berbagai sudut pandang, melihat arus pers nasional saat ini. Khususnya kebenaran suatu berita.
Mempertanyakan Eksistensi Wartawan Media Online dan Media Lokal?
Seperti diketahui kita, arus informasi dan komunikasi berkembang sekarang. Serta teknologi yang menyertainya, maka perkembangan dunia berita juga mengalami perubahan, pada sisi nilai kepercayaan kepada integritas pembuat berita.
Jika dulu, berita hanya didominasi media nasional, media cetak dan TV nasional yang resmi. Maka sekarang publik disuguhkan dengan bermacam sumber informasi dari berbagai chanel dan akun media sosial dan online.
Disetiap daerah dijumpai beragam media lokal. Baik dikelolah secara pribadi atau kelompok, bahkan mampu menarik publik menyimak tak kalah jauh menyaingi media nasional yang terkenal.
Media online atau media lokal, keniscayaan zaman sekarang. Terlepas apakah isi berita terpercaya, sumber informasi yang dipublis akurat atau tidak. Sesuai dengan standar/kriteria berita, kode etik journalistik, entahlah.
Disamping dengan semakin banyak bermunculan media online di daerah-daerah. Khususnya tempat penulis, wartawan diragukan dalam hal legalitas, termasuk dari anggota PWI atau tidak. Wartawan resmi atau tidak.
Pernahkah mengenyam/mengikuti pendidikan atau pelatihan jurnalistik, pengalaman bekerja pada sebuah media resmi, meragukan dan mesti dipertanyakan. Apalagi isi kontens berita. Dan izin resmi mereka.