Mohon tunggu...
Ibra Alfaroug
Ibra Alfaroug Mohon Tunggu... Petani - Dikenal Sebagai Negara Agraris, Namun Dunia Tani Kita Masih Saja Ironis

Buruh Tani (Buruh + Tani) di Tanah Milik Sendiri

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Suara PDIP Bisa Tergerus Bila Salah Usung Capres Mendatang?

26 November 2021   12:32 Diperbarui: 26 November 2021   12:39 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemilu 2024 tidak ada satupun partai bisa maju sendiri (mencalonkan presiden) tanpa berkoalisi. Bila syarat 20% suara parlemen prasyarat utama dalam mengusung/mengajukan calon sendiri. Itupun kalau aturan kebijakan belum diubah dalam jangka waktu yang dekat, bukan.

Berdasar data yang rilis dari KPU nasional, persentase suara parlemen pada tahun pemilu 2019 kemarin. Maka terdapat sembilan parpol yang lolos dari kebijakan parliamentary threshold, memenuhi syarat ambang batas senayan minimal 4% suara. 

Melansir dari http//nasional.tempo.co, rekapitulasi suara pemilu 2019, ada sembilan partai politik (parpol) yang lolos dalam kebijakan ambang batas parlemen;

PDI Perjuangan - suara sah 27.053.961 (19,33%) mendapat 128 kursi
Partai Gerindra - suara sah 17.594.839 (12,57%) mendapat 75 kursi
Partai Golkar - suara sah 17.229.789, (12.31%) mendapat 85 kursi
PKB - suara sah 13.570.097 (9,69%) mendapat 58 kursi
Partai Nasdem - suara sah 12.661.798 (9,05%) mendapat 59 kursi
PKS - suara sah 11.493.663 (8,21%) mendapat 50 kursi
Partai Demokrat suara sah 10.876.057, (7,77%) mendapat 54 kursi
PAN - suara sah 9.572.623 (6,84%) mendapat 44 kursi
PPP - suara sah 6,323.147 (4,52%) mendapat 19 kursi

Persentase suara ini besar dimungkinkan bakal calon yang akan maju dalam pertarungan pilpres mendatang, bisa terjadi lebih dari dua pasang calon, kan. 

Dan tidak satu pun parpol yang bisa mencalonkan jagoannya sendiri, tanpa berkoalisi dengan parpol lain. Jika syarat utama dalam mengusung calon mesti mininimal 20% suara parlemen.

Kemestian koalisi antar parpol merupakan sebuah keniscayaan pemilu tahun 2024.

Siapa mereka? Mungkin, Prabowo Subianto dan Puan Maharani, Ganjar Pranowo dan Airlangga Hartato, atau Anis Baswedan dengan AHY, atau ada sosok baru yang bakal muncul.

Waktu yang akan berkata, tunggu saja tanggal mainnya, kan masih ada waktu untuk mempersiapkan mereka dalam menyongsong pesta akbar dua tahun kurang lebih ini. Dimaklumi hakikat dari politik juga sedikit nyelneh bin misterius, iya toh.

Bagaimana Sikap PDI Perjuangan?

Sebagai partai pemenang pemilu 2019, dengan perolehan suara parlemen 19,33% dengan jumlah kursi 128 mengungguli parpol lain. 

Serta berhasil mengantarkan Jokowi di dua periode, maka PDI P memiliki peluang menjadi partai paling berpengaruh bagi parpol lain kan. 

Kekuatan legislatif dan eksekutif ada dalam cengkraman, dan mampu dijadikan perantara menyukseskan kemenangan politik mendatang.

PDI Perjuangan sudah tentu sangat mudah meminang atau menentukan partai lain diajak tuk berkoalisi, satu partai saja sudah cukup untuk mengajukan sang jagoan, bukan.

Keunggulan partai besutan putri sulung presiden pertama ini, dengan basis massa yang tetap (cukup besar) serta kader militan sudah pasti PDI P sangat diperhitungkan bagi rival, parpol lain.

Namun dan konstelasi dan dinamika politik sekarang, merujuk kesuksesan tahun 2014 dan 2019 yang lalu, ini tidak terlepas dari sosok Jokowi loh. Artinya sosok jagoan rentan mempengaruhi kemenangan.

Tidak dipungkiri pengaruh Bapak Jokowi dalam peta politik PDI P yang lalu berpangruh besar dalam perolehan suara PDI P serta partai yang lain dalam koalisi. Iya toh.

Seandainya pemilu 2014 dan 2019, Megawati sang ketua umum tetap mempertahankan ego, mengotot untuk mencalonkan diri, bisa dibayangkan bagaimana eksistensi partai ini untuk sekarang, bila menepiskan keinginan rakyat kala itu terhadap sosok Jokowi.

Nah, kembali pada konteks dinamika yang sekarang. Kisruh antara sang ketua DPR Puan Maharani putri sang ketua umum dengan gubenur Jawa Tengah, tingkat popularitas dan elektabilitas mereka bersaing untuk maju, menggantikan Pak Jokowi. 

Maka prihal ini mesti jadi catatan penting yang digarisbawahi oleh elit PDI P. Untuk mengulang masa kejayan kala itu, atau salah dalam menentukan sang jagoan berimbas pada perolehan suara 2024 mendatang.

PDI P sebagai partai besar dan memiliki para kader/elit yang terbilang hebat semua, penulis yakin sang ketua umum sudah memperhitungakan hal ini, sikap terbaik yang mana akan diambil.

Dengan adanya kisruh apalah itu? Kemungkinan PDI P sudah bergerak untuk membaca animo publik, siapakah yang paling diharapkan oleh publik, memimpin negara ini dari kader PDI P.

Satu-satunya sosok yang dimiliki PDI P sekarang yang tingkat popularitas dan elektabilitas tertinggi dalam berbagai survey, gubenur Jawa Tengah berpeluang besar untuk diusung. Daripada ditikung parpol lain yang memberikan perahu mereka buat Ganjar berlabuh. 

Bisa tergerus loh suara PDI P, kan Ganjar wong Jateng. Salah satu daerah lumbung suara Partai Banteng.

Salam

---hanya asumsi orang deso loh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun