Mohon tunggu...
Ibra Alfaroug
Ibra Alfaroug Mohon Tunggu... Petani - Dikenal Sebagai Negara Agraris, Namun Dunia Tani Kita Masih Saja Ironis

Buruh Tani (Buruh + Tani) di Tanah Milik Sendiri

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Momentum Sumpah Pemuda, Bangsa Memanggil Kita dalam Bingkai Persatuan

29 Oktober 2021   09:51 Diperbarui: 29 Oktober 2021   12:56 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Insiasi arus positif ini yakni karena bangkitnya kesadaran, bahwa kemerdekaan akan tercapai apabila perbedaan bersatu dan terikat dengan tekad yang sama. Perbedaan disatukan dalam bingkai persatuan dan kesatuan jua.

Hal ini tercermin dalam tiga butir ikrar sumpah pemuda kala itu, bertanah air satu tanah air Indonesia, berbangsa satu bangsa Indonesia dan berbahasa satu bahasa Indonesia.

Perbedaan warna kulit bukan titik soal yang mesti selalu diperdebatkan dan diributkan, tapi sebagai warna yang eksotik sebagai identitas keanekaragaman.

Seandainya, kongres Sumpah pemuda 28 Oktober pra kemerdekaan tidak pernah terjadi. Kita masih terkotak-kotak, berjuang sendiri-sendiri. Bisakah di tahun 1945, kita bisa menjamin Indonesia Merdeka, entahlah.

Kembali pada topil (topik pilhan) kompasiana kemarin, dalam memperingati hari sumpah pemuda dengan tema "Bersatu, Bangkit dan Tumbuh."

Bagaimana generasi sekarang menyikapinya? Sikap kita, para anak muda dalam bersikap? Bangsa ini telah memanggil, teman.

Generasi mileneal, Bangsa ini telah memanggil kita, para pemuda dalam berbuat menata, memperbaiki dan memajukan bangsa ini menuju lebih baik lagi ditangan kita.

Kilas sejarah dari air mata para pejuang, hingga kita dapat merasakan, mencicipi buah manis dari perjuangan yang mereka persembahkan, sampai dengan sekarang. Lalu apa timbal balik yang bisa kita upayakan? Diam atau Bangkit! 

Era digital seiring zamannya para mileneal bisa menjadi satu indikasi arus positif itu, bagaimana generasi sekarang mampu menjadi lokomotif perubahan. Agen pergerakan menuju Indonesia dapat tumbuh dan bangkit, seperti bangsa lain.

Dengan caranya kita masing-masing, terserah sing penting podo akur wae dan bermanfaat buat negeri dan juga antar sesama. Gerbong penebar kasih dan kebaikan. Bukan sebagai bibit provokatif pemecah kerukunan, persatuan bangsa.

Salah satunya dengan bijak bermedia sosial. Membangun budaya literasi digital, saling berbagi dan menebar kebaikan dengan membangun opini publik yan damai, optimis. Support kemajuan anti sebagai biang kisruh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun