Insiasi arus positif ini yakni karena bangkitnya kesadaran, bahwa kemerdekaan akan tercapai apabila perbedaan bersatu dan terikat dengan tekad yang sama. Perbedaan disatukan dalam bingkai persatuan dan kesatuan jua.
Hal ini tercermin dalam tiga butir ikrar sumpah pemuda kala itu, bertanah air satu tanah air Indonesia, berbangsa satu bangsa Indonesia dan berbahasa satu bahasa Indonesia.
Perbedaan warna kulit bukan titik soal yang mesti selalu diperdebatkan dan diributkan, tapi sebagai warna yang eksotik sebagai identitas keanekaragaman.
Seandainya, kongres Sumpah pemuda 28 Oktober pra kemerdekaan tidak pernah terjadi. Kita masih terkotak-kotak, berjuang sendiri-sendiri. Bisakah di tahun 1945, kita bisa menjamin Indonesia Merdeka, entahlah.
Kembali pada topil (topik pilhan) kompasiana kemarin, dalam memperingati hari sumpah pemuda dengan tema "Bersatu, Bangkit dan Tumbuh."
Bagaimana generasi sekarang menyikapinya? Sikap kita, para anak muda dalam bersikap? Bangsa ini telah memanggil, teman.
Generasi mileneal, Bangsa ini telah memanggil kita, para pemuda dalam berbuat menata, memperbaiki dan memajukan bangsa ini menuju lebih baik lagi ditangan kita.
Kilas sejarah dari air mata para pejuang, hingga kita dapat merasakan, mencicipi buah manis dari perjuangan yang mereka persembahkan, sampai dengan sekarang. Lalu apa timbal balik yang bisa kita upayakan? Diam atau Bangkit!Â
Era digital seiring zamannya para mileneal bisa menjadi satu indikasi arus positif itu, bagaimana generasi sekarang mampu menjadi lokomotif perubahan. Agen pergerakan menuju Indonesia dapat tumbuh dan bangkit, seperti bangsa lain.
Dengan caranya kita masing-masing, terserah sing penting podo akur wae dan bermanfaat buat negeri dan juga antar sesama. Gerbong penebar kasih dan kebaikan. Bukan sebagai bibit provokatif pemecah kerukunan, persatuan bangsa.
Salah satunya dengan bijak bermedia sosial. Membangun budaya literasi digital, saling berbagi dan menebar kebaikan dengan membangun opini publik yan damai, optimis. Support kemajuan anti sebagai biang kisruh.