Nah, kasus Saiful Jamil setidaknya memberikan pelajaran lain buat publik figure dan siapapun itu. Bahwa cancel culture 'boikot' massa bisa berbahaya berdampak secara luas khusus citra seseorang, menaikan bahkan menjatuhkan pamor seseorang.
Khususnya buat para politikus menjelang pesta akbar 2024, pilpres, pileg dan pilkada nantinya. Jika cancel culture bisa terbentuk dan bergerak maka power tuk saling jatuh menjatuhkan atau saling menaikan bisa saja terjadi bukan. Keefisiensi penggalangan massa  melalui 'cancel culture'.
Apalagi jika selama ini dianggap kurang baik, terlibat skandal mesum video syur, korupsi uang rakyat, dan hal-hal yang dianggap tercelah oleh masyarakat. Dan bersiaplah menerima sanksi sosial itu dari Power "Cancel Culture" Sebagai Gerakan Massa!
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H