Pengalaman seputar dunia kerja bila diceritakan sudah barang tentu setiap kita memiliki bermacam kisah yang pernah dirasakan, dari kisah yang menyenangkan hingga kisah yang menyedihkan.Â
Dalam artian ada yang bersyukur karena berada posisi yang baik da lingkungan kerja yang bersahabat. Namun ada juga yang terjadi sebaliknya, lingkungan kerja yang dirasa tidak sesuai dengan harapan dan mengalami perundungan sesama rekan sejawat.
Baik seorang atasan maupun para karyawan biasa pernah mengalami posisi seperti ini, mengalami situasi dan kondisi perundungan dalam pekerjaan. Suasana kantor bak adanya perang dingin antar sesama karyawan.
Persaingan antar karyawan dalam debut promosi jabatan serta saling hardik melihat karir teman yang karirnya menanjak kerap muncul di antara sesama karyawan. Rivalitas ajang berkompetisi bisa jadi pemicu kerenggangan dan mungkin berakhir pada perundungan.
Perundungan dalam bekerja bisa saja terjadi antara senior dan junior, atasan dengan bawahan, majikan dan anak buah entah berkaitan masalah isu gender, etnis, agama, ikhwal perundungan loh.
Bentuknya juga bermacam-macam, seperti dimusuhi teman sekantor, dikacangin, dikucilkan, diintimidasi. Tidak hanya itu, tekanan dan juga istilah "anak bawang dan anak emas" bisa masuk ke dalamnya.
Maka tak heran, jika ada nyinyiran, julid, kebiasaan kepo serta desas desus gosip tak sedap biasa terdengar di lingkungan pekerjaan timbul karena ada rasa tidak senang pada seseorang.
Selanjutnya, budaya cari muka, jilat menjilat, sikut menyikut antar teman juga kerap terjadi. Bahkan ada juga yang nekad menggunakan jasa paranormal demi posisi tertentu. Kebiasaan yang membuat suasana jadi semakin runcing dan panas.
Kondisi seperti ini bisa saja terjadi di mana pun baik di perusahaan, instansi atau lembaga formal.Â
Hal tersebut tentunya menimbulkan rasa tidak nyaman dan penuh rasa tegang toh. Lambat laun yang dirundung juga merasakan tertekan, gangguan psikologis, stres, dan frustasi jika tak kuat bertahan parahnya lagi dapat menganggu optimalisasi kreativitas.
Keadaan serba salah, dikerjakan salah dan jika tidak dikerjakan ya juga salah.Â
Biasanya, perundungan yang kadang dialami ialah kebiasaan saling salah menyalahkan dan lempar bola antar pekerja.
Trik lempar bola ke sana ke mari, kebiasaan saling salah menyalahkan
Yups, pernahkah merasakan keadaan lingkungan kerja gini kan? Sesama rekan sejawat saling salah menyalahkan dan saling tidak jelas bagaimana dan siapa yang harus bertanggung jawab.
Si A bilangin B, B bilangin si C dan seterusnya. Tanpa ada yang tahu atau berani menunjuk jari, tegak berdiri bahwa itu saya, ya memang benar saya. Saya bertanggung jawab akan hal ini.
Apabila dipahami, sebenarnya bisa saja trik lempar bola ke sana ke mari merupakan bentuk perundungan yang dimainkan segelintir orang.Â
Atau juga memang pola manajemen kerjanya yang perlu dievaluasi. Manajemen kerja carut marut bisa jadi penyebab indikator kebobrokan sistem, tata kerja, dan tata kelolah.
Pada sisi lain, trik lempar bola sama dengan kebiasaan seseorang tidak berani mengambil risiko, yakni jangan sampai bola mati di tangan sendiri, untuk itu mesti ada orang lain yang bisa dijadikan korban dan mesti disalahkan. Perundungan kan jatuhnya?
Hal ini bisa jadi sengaja untuk dirumitkan. Yang mudah dibuat sukar, yang sukar tambah njelimet lagi. Settingan tertentu di lingkungan tempat kerja.
Fenomena lain, jika dunia kerja berkaitan akan dunia politisasi, maka perundungan semakin parah keadaannya.Â
Pro kontra internal, gesekan rekan sejawat, antar unit, pimpinan dan bawahan. Terjadinya perang dingin, gusur menggusur posisi bisa saja juga terjadi.
Salah satu perundungan itu, yakni cara bermain alur sistem tadi. Trik lempar bola, kebiasaan saling salah menyalahkan. Ada sosok yang bisa dijadikan sasaran kesalahan. Siapakah si dia? Ya orang yang dirundung.
Nah, kalau lempar bola terus saja terjadi. Maka, berhentilah menjadi sang pencetak goal. Angkat topi dan jari, undur diri, berikan pada yang lain.
Catet! Sing penting tetap profesional, bekerja sesuai garis dan tupoksi. Ciptakan nuansa nyaman itu penting. Bekerja sesuai pada bidang masing-masing, berhenti berpikir yang bukan-bukan. Dunia kerja butuh ini, bukan perundungan dari sifat iri hati.Â
Bukan pula sibuk membahas kejelekan orang lain, tapi lupa keburukan kita sendiri. Sibuk menelaah permasalahan tapi lupa mencari solusi sebagai alternatif jalan keluar persoalan.
Dengki akan prestasi orang lain, tapi diri sendiri tidak mau belajar dan menjadi seorang berprestasi. Lalu orang lain dijadikan perundungan, ironis teman!
Penutup, mengutip pesan senior yang paling susah dalam sistem dunia kerja, "Bukan apa itu ketetapan, keputusan, atau apa itu kebijakan yang dibuat. Tapi konsistensi dan komitmen dalam menjalankannya yang sukar untuk dilaksanakan".
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H