Mohon tunggu...
Ibra Alfaroug
Ibra Alfaroug Mohon Tunggu... Petani - Dikenal Sebagai Negara Agraris, Namun Dunia Tani Kita Masih Saja Ironis

Buruh Tani (Buruh + Tani) di Tanah Milik Sendiri

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kita Mesti Belajar Pada Negara Tirai Bambu (Tiongkok)

22 Agustus 2021   00:06 Diperbarui: 22 Agustus 2021   00:21 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Misal, Bangsa nun disana beriklim subtropis empat, semi, gugur, dingin dan panas. Dari kondisi ini memacu mereka berpikir dan berupaya keras jangan sampai stok makan dimusim gugur atau dingin kehabisan.

Yang mana musim tersebut mereka biasanya liburan panjang dari semua aktivitas, Tamatlah hidup mereka. Jikalau tak berpikir sejauh itu dalam membaca tantangan siklus alam.

Namun berbeda dengan kita, yang aman dengan kondisi seperti ini, pada akhirnya membuat kita manja lambat laun menjadi malas berpikir dan berinovasi. Dan menjadi ciri karakter pada akhirnya.

Untuk itu sebagai negara besar. Jumlah penduduk besar dan sumber daya alam dan manusia yang besar. Tampaknya kita mesti berkaca pada satu negara yang kini bisa dianggap negara super power, Rival Negara Paman Sam (USA).

Secara ekonomi, teknologi, militer, melesat naik dan nomor dua didunia. Yakni belajar pada negara Tirai Bambu yaitu Tiongkok China.

Belajar dari Negara Tirai Bambu (Tiongkok)

Setelah Jerman, Italia dan Jepang Bertekuk Lutut menelan kekalahan perang dunia jilid dua rentang tahun 1939-1945. Muncullah dua negara besar sebagai pemenang yang rebutan untuk menjadi yang terkuat. Antara Paman Sam (USA) dan Beruang Merah (Uni Soviet).

Akhirnya, meletus istilah perang dingin. Perang bayangan antara mereka, perang ideologi komunis dan liberal. Seperti adanya Jerman Barat dan Jerman Timur, perang Vietnam dan sebagainya.

Namun prihal perang dingin tak berlangsung lama setelah keruntuhan Uni Soviet berakhir tahun 1991. Salah satu indikator kelemahan adalah sektor ekonomi. Walau dari sisi militer mereka sangat kuat waktu itu, termasuk sekarang masih, militer Rusia tak diragukan, Nuklir Bro!

Nah, istilah super power/police world bertumpu pada hanya Negara Paman Sam, tanpa ada kompetitor penyeimbang kekuatan. Disisi lain supaya ada lawan kisruh hegomony politic kepentingan pasca bahaya merah telah tiada.

Pada konteks ini, yang mesti diamati berdasarkan analisa receh versiku. Munculnya wajah baru dengan tumbuh dan berkembang raksasa baru, rival baru buat adidaya USA. Yaitu China.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun