Untuk 'mlek politik' bila diksi dibangun kerap muncul intonasi kebencian dan makian. Mungkin dijauhi mereka, pasalnya edukasi sekaligus hiburan ranah usia mesti digubris kan.
Selain itu, publik sudah pada jenuh bila narasi elit politik selalu mencatutkan isu sensitif. Hanya tuk meraih suara rakyat.
Rakyat hanya jadi instrument jualan politik belaka. Maka, tujuan utama meraih simpati akhirnya malah dijauhi ujungnya pada dibenci. Ha...
Cek ombak, belah bambu, dadu kuncang. Catur dalam menjalan skenario politik. Terlebih gaya narasi yang akan dibangung menyonsong pemilu serentak 2024.
Maka langkah taktis bermain politik pada cara yang kerap muncul pasca pemilu di media massa. Hoaks, tudingan person, Isu identitas plus SARA sudah tak menarik lagi dijadikan komiditi jualan, kan.
Rakyat pada jenuh pada narasi kebencian, dan suka pada keoptimisan menuju perubahan Indonesia kedepan. Bisa setara pada bangsa-bangsa yang lebih maju.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H