Petani Mesti Berani Mencoba Tanaman Baru
Upaya meningkatkan hasil pertanian dengan mencoba membudidayakan jenis tanaman baru. Merupakan langkah strategis dalam memperbaiki tatanan dunia pertanian, taraf hidup para petani.
Selain menggalak kan prinsip kemandirian pangan dengan menganjurkan produktifitas lahan. Memaksimalkan lahan yang ada sebaik-baik mungkin.
Adapun caranya yang bisa dilakukan, selain ekstensifikasi atau intensifikasi pertanian.
Pertama, Mengganti jenis tanaman dilahan perkebunan. Misalnya, tanaman tahunan diganti dengan jenis tanaman musiman. Agar hasil pertanian dapat memperbaiki kondisi finansial petani.
Kedua, Mencoba membudidayakan tanaman yang ada dalam skala yang lebih besar. Yakni memperbanyak tanam yang kita tanam hanya karena iseng, dengan mengembangkannya secara serius.
Ketiga, Menerapkan pola tumpangsari. Menanam banyak jenis tanam disatu lahan, dengan sistem berjarak antar tanaman. Yang terencana secara matang, memperhitungkan masa panen. Satu habis, yang satu baru mulai, dan satu tinggal tunggu.
Mencermati kebiasaan masih menanam tanaman bersifat tanggung, yaitu sekedar iseng-iseng semata. Dengan menanam beberapa batang, sekedar untuk konsumsi atau hanya bersifat hobi semata.Â
Apabila diperhatikan terkadang lebih menjanjikan, jikalau dikembangkan secara baik dengan skala tanam yang lebih besar. Dibudidayakan secara maksimal dan totalitas dengan jumlah yang banyak dilahan perkebunan.
Berangkat dari pengalaman dilapangan dikampung penulis. Ada beberapa point menjadi catatan penting yang saya simak yang ingin penulis bagikan, semoga berkenan. Indikator mengapa petani masih belum berani mencoba pada 3 cara diatas;
Pertama. Sumber Daya Manusia. Pemikiran yang terbentuk masih dengan cara pikir para pendahulu. Masih belum terbuka menerima dan melihat perkembangan dunia tani dari luar.Â
Hal ini mempengaruhi cara pandang dalam menerapkan hal-hal yang baru tentang pertanian. Seperti mencoba tanaman jenis yang baru. Menggantikan/meninggalkan jenis tanaman lama yang kadang tidak memberikan keuntungan ekonomis.
Kedua. Trauma. Kegagalan masa panen karena hama, harga pasar yang tidak menjanjikan, hasil yang tidak maksimal sesuai harapan. Masalah terbesar yang seringkali mendatangkan  kerugian bagi para petani.Â
Memberikan dampak besar, baik secara pengorbanan materi maupun secara psikis. Misalnya modal dan tenaga yang dikucurkan tidak sebanding dengan apa yang dinginkan.
Secara psikis, khususnya bagi petani yang selalu mengalami kegagalan. Baru pertama kali mencoba, mengalami kerugian besar hingga terlilit hutang, rumah terjual, dan sebagainyanya.Â
Maka jangan ditanya psikologisnya? Ampuun, lain kali saya tidak akan mencoba lagi tanaman yang baru itu, habis modal bisa modar kalau begini.
Lebih baik tanam yang pasti-pasati saja, biar murah yang penting lancar dan tidak banyak modal, daripada mengganti jenis tanaman baru akhirnya rugi.
Ketiga. Takut bermodal cenderung bersifat ala kadar. Kebiasaan serba tanggung sehingga hasil pertanian pun menjadi tanggung.Â
Misal, menanam cabe rawit 5 batang, takaran pupuk yang digunakan perbatang tanaman seharusnya satu genggam tangan dikurangi menjadi satu sendok.
Maka tak heran jika 5 batang cabe rawit hanya sekedar, dan hasil pemupukan kurang optimal gagal dalam menaikan hasil panen. Karena serba tanggung dan bersifat ala kadar bukan.
Mencoba Membudidayakan TanamanPermintaan pasar akan Pisang yang cukup menggiurkan. Maka membudidayakan tanaman ini dalam skala besar mesti dicoba oleh petani.Â
Hal ini tidak terlepas dari pertimbangan pasar, mengapa Pisang cocok sekali untuk ditanam?
__Penggemar Pisang. Banyak diantara kita yang doyan dengan buah Pisang. Selain kandungan buah yang kaya manfaat, dunia kesehatan seringkali menganjurkan untuk mengkonsumsi Pisang.Â
__Banyak usaha skala mikro ataupun makro, berbahan baku dari Pisang. Produk olahan makanan beragam model dan bentuk yang perdagangkan.
__Proses tanam dan perawatan yang tidak ribet dibandingkan dengan beberapa jenis tanaman buah-buahan yang lain.
__ Cocok dengan kondisi tanah kita yang subur, bisa tumbuh dengan mudah. Yang beriklim tropis, kalung zamrud khatulistiwa. Tongkat dan batu jadi tanaman. Suburnya Indonesia.Â
___Pisang selain buah, umbi, serat, jantung pisang hingga daunnya punya nilai jual. Dari kreasi makanan, obat-obatan hingga kerajinan tangan.
Nah, buat kita semua. Daripada lahan tidur kosong tanpa tanaman. Ada tanaman namun serba tanggung ditanam, ditanam hanya beberapa batang, iseng-iseng semata.
Ada tanaman tapi permintaan pasar kurang menjanjikan. Yuuk, kita coba Pisang ajalah. Baik Pisang Raja sampai dengan Pisang Ambon pun kita coba budidayakan dan kembangkan.Â
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H