Mohon tunggu...
Ibra Alfaroug
Ibra Alfaroug Mohon Tunggu... Petani - Dikenal Sebagai Negara Agraris, Namun Dunia Tani Kita Masih Saja Ironis

Buruh Tani (Buruh + Tani) di Tanah Milik Sendiri

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tikus Sawah dan Dua Orang Petani

11 Juli 2021   07:58 Diperbarui: 11 Juli 2021   07:59 709
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karena prinsip hidup tidak boleh pasrah pada keadaan. Bedul dan Fulan melakukan berbagai upaya untuk mencegah hama ini. Dengan menerapkan berbagai sumber informasi dalam penanganan hama yang sangat mengkhawatirkan hasil panen nanti.

Membingungkan, dari berbagai hama tersebut hanya satu hama yang sangat susah untuk ditangani oleh mereka. Yakni hama Tikus. Menggeret batang padi, membuat pemandangan padi seperti gundul/kompong dari kejauhan.

Lahan persawahan rusak hanya tersisa dipinggiran pematang yang masih jelas terlihat utuh, yang mungkin nanti bisa untuk dipanen. Walaupun dengan hasil yang mengecewakan.

Sambil menggeleng kepala atas kejadian yang menimpa. Masih sempat untuk melakukan upaya pada Padi yang masih tertinggal, yang masih bisa dipanen. Walaupun hasilnya jelas berkurang seperti biasanya, biar dapat sedikit sing penting panen, kelakar Bedul.

*****

Bangsat nih Tikus, gila nih serangan Tikus, awas kalau ketemu saya bakar hidup-hidup, maki si Fulan. 

Penuh emosi yang meluap-meluap. Sedangkan Bedul hanya diam menunduk, berpikir tenang dalam melihat keadaan yang mereka alami ini. Kedua petani ini pun segera mencari alternatif untuk menangani hama Tikus.

Tapi, Fulan dan Bedul berbeda dalam bersikap. Satu dengan emosi dan satu lagi lebih tenang melihat keadaan ini.

Sebut saja si Fulan namanya, dengan amarah membara Ia pun langsung mencari Tikus yang merusak sawahnya. Kebetulan ia melihat, lalumengejarnya.

Melihat ancaman mendekat, Tikus dengan cerdik berlari dan bersembunyi didalam lobang pada kolong Pondok sawah si Fulan.

Masih dengan emosi tinggi tanpa berpikir panjang Fulan spontan membawah korek api untuk membakar Tikus. Langsung membakar lobang persembunyian Tikus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun