Mohon tunggu...
Ibra Alfaroug
Ibra Alfaroug Mohon Tunggu... Petani - Dikenal Sebagai Negara Agraris, Namun Dunia Tani Kita Masih Saja Ironis

Buruh Tani (Buruh + Tani) di Tanah Milik Sendiri

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jangan Alergi dengan Politik, Politik Itu Seperti Drama Film Menarik Juga Menakutkan

18 Maret 2021   06:49 Diperbarui: 18 Maret 2021   07:05 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Alergi Politik, dicaci Tapi dicari? Dan Politik Itu Mesti!

Hingar bingar seputar isu politik nasional yang selalu saja menggugah rasa untuk selalu disimak. Hits and hot sebagai topik utama media massa untuk diketahui oleh publik.

Sejauh mana komitmen dari mereka mewujudkan sebuah subtansi  utama dari kebijakan pemerintah. Muara tuju yang dicanangkan atas nama bangsa ini.

Perkembangan yang begitu dinamis dan aktraktifnya sepak terjang para elit nasional yang bersifat magnetis tidak bisa untuk tidak dilewatkan. Rasa haus akan ingin tahu kita semua.

Pemerintah dalam hal merupakan titik fokus sorotan sebagai pelaksana/pelaku yang menjalankan roda pemerintahan, dipahami sebagai bagian politik itu sendiri.

Panggungnya politik yakni pemerintah adalah domain utama mestinya dikupas secara bebas pantas. Tuk dipahami dan dimengerti secara transparan bahwa indeks ketercapaian relevan pada standar harapan semua rakyat.

Tolak ukur perlunya kesepahaman menilai politik itu mesti dalam arti kata memaknai politik dan pemerintah bak jiwa dan raga yang tidak mungkin dapat dipisahkan satu sama lain. Yakni politik itu sebuah keharusan di setiap bangsa dan bernegara.

Karena berbicara politik secara jelas pasti berbicara pada pemerintahan. Pernyataan anti politik mengibaratkan antipemerintah. Alergi berburuk sangka akan politik itu dusta/kejam/kotor, berarti misspersepsi hakikat politik, politik adalah sebiah cara menurutku.

Kesalahpahaman memahami politik itu sendiri, ya tak mungkin pemerintah tanpa  adanya politik. bagaikan raga tak berjiwa, sebaliknya politik tanpa pemerintah apa jadinya? 

Baik buruknya politik erat terjadi si pemeran politik, sebagai pelaku yakni elit-elit politikus itu sendiri.

Untuk itu dari gambaran wejangan receh tentang politik ini. Menanggapi sebagian orang yang sangat anti kata politik, alergi bicara tentang politik, musti diresapi barangkali kita ada dalam lingkaran politik itu sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun