Tidak Ada Permusuhan Abadi dalam Dunia Politik?
Berbicara tentang kemungkinan, semua bisa dimungkinkan akan terjadi. Baik dari analisa yang melibatkan dewan pakar/panelis, instrumen ataupun dengan analisis yang merujuk pada data dan fakta.
Adapun kata motivasi yang sering disampaikan yang sering terdengar "jangan terjebak pada sebuah kata masalah, tapi berbicaralah tentang sebuah kemungkinan".
Namanya kemungkinan, maka aneka cara penilaian tentang resiko, tantangan yang belum tentu jelas terjadi serta dihinggapi bayang-bayang lintas kegagalan dan kesuksesan. Bagaimana ya hasilnya nanti? Bisa ya bisa juga tidak bagaikan pertanyaan tertutup pada angket buat responden.
Namun secara tekstual atau kontekstual kemungkinan mampu tuk dijadikan kajian dalam menimbang kebijakan pada saat melakukan tindakan dengan membuat perencanaan, berdasarkan analisis SWOT, bahasa organisasi tutur Mbokku.
Berbicara kemungkinan bukan hanya terjadi dalam tataran hangatnya kanca perpolitikan tanah air, semua yang berhubungan dengan kehidupan manusia, selalu dihadapkan dengan kemungkinan-kemungkinan. Keberhasilan dalam kepastian.
Berhubungan telah terasa panas dinginnya hawa pilkada di DKI, roman politik mulai mengudara dan menyengat, tidak heran jika perbicangan ramalan siapakah orang yang memeriahkan kontestasi rakyat jauh jauh sudah ramai dikumandang. Kandidat terkuat sebagai nominasi kepala daerah.
Jakarta selalu menjadi keunikan bahkan kesengitan dalam berpolitik menarik sekali tuk disimak. Bila dibandingkan dengan seluruh wilayah di nusantara.
Pilkada Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat dan kota-kota lain di Indonesia, tidak akan sebanding riuhnya bertarung di  Jakarta. Ring ibu kota.
Apalagi jika berhubungan dengan pemberitaan politik titik sentral sorotan. Nah, berhubungan dengan ini, pilkada Jakarta mengalihkan semua mata akan beralih pada Monas.
Sepanjang sejarah, menurut kacamata awamologi. Pilkada Jakarta paling seru bin sengit diantara pilkada yang diselenggarakan daerah lain. Pilkada rasa pilpres, ya itu Jakarta.
Buktinya, pilkada tahun kemarin. Suasana Jakarta seperti daya magnet yang kuat bagi warga diderah lain, menyikapi suasana. Seperti rasa pengamat, punya hak suara, rasa konsultan kemenangan calon bahkan rasa-rasa menjadi salah satu dari calon kepala daerah. Pokok eh seru, termasuk saya hehe...
Nih salah satu contoh percakapan tahun silam. Gua, sia Anu kata Junai. Gue, si Ani jawab si Zailani. Kalau ente siapa? Gue, si Asyiap tantang Fulan. Ente semua, pada banyak bacot, kan lu, lu, lu tunjuk Panjul tak punye hak suare, si Benjo tu yang punya hak suare, maksudnye hak pilih, kan die warge Jakarte. Lu orang Curup, nggak ngaruh..
Percakapan seru ini dari magnetis politik ibu kota. Apabila dipikir kok segitunya, ya saya kemarin, entahlah?
Politik bakal seru, jika ada pihak pro vs pihak kontra. Pada lain hal justru politik juga mengajarkan prihal penting yang tak kalah heboh dari pasca pilkada, saat menetukan pilihan justru terjadi saat ada yang terpilih atau saat mendekati suksesi politik.
Apa itu?
Istilah tidak ada namanya permusuhan abadi, lawan abadi dalam politik. Teman/kawanpun bisa menjadi lawan, lawan suat saat bisa menjadi teman. Berlawanan entah esok kita berpasangan.
Ini dapat dilihat dalam kanca perpolitikan, baik dari ranah pilpres, pilgub, pilbup pun sering terjadi. Kemarin berlawanan berkompetisi keras dan ganas, besok berangkulan bahkan justru cium-ciuman.
Cerdas bukan. Walaupun pada tataran akar rumput masih terjadi gontok-gontok kan. Yang diatas justru saling dekap-dekapan.Â
Mestinya inilah menjadi catatan yang harus dipahami hakikat sebuah politik. Sepakat dengan konsep dalam teori bapak Machiavelli bahwa politik itu intrik/kejam jika ingin berkuasa.Â
Mungkinkah Pilkada Jakarta Ahok, Anis Risma, dan Sandi Berpasangan
Berdasarkan paparan diatas akan kata kemungkinan dalam dinamisnya politik serta ruwetnya politik tak ubah seperti roda pedati yang bergerak, naik turun, atas bawah. Sukar dipastikan secara ilmu eksak.
Tidak ada yang tidak mungkin dalam perpolitikan menurut awamologi, tercengang menjerit histeris, astaga kok dia yang dipilih jadi pasangannya. Bukan saya, bukan dia ataupun kamu. Kerap hadir tak terduga, teman.
Misalnya, ramalan pak prabowo jadi menteri, pak Mahfud disalip pak M Amin. Contoh nyata wajah politik itu unik. Tapi asyik. Ya, gagal prediksi gue, gue kira tetap oposisi si anu.
Kembali pada Pilgub DKI, mungkinkah mereka berpasangan nantinya.
Bisa ya, bisa juga tidak. Menyimak berita serta membaca berbagai artikel termasuk kompasianer yang tak luput menginformasikan, banyak nama-nama potensial yang akan maju berlaga di DKI. Ada Rafi A, Agnes M, Desi Ratnasari, AHY, Anis, Sandi, Risma, Ahok serta yang lainnya beredar.
Sangat menarik, tapi versiku. Empat nama ini yang paling kesohor dari nominasi lain. Anis, Ahok, Risma, dan Sandi. Nama yang paling gergetan ditelinga publik. Intinya paling riuh diperdebatkan.
Namun, lebih riuh lagi jika ada kemungkinan tak terduga. Misalnya, jikalau duet tak terduga Anis berpasangan Risma dan Ahok berpasangan Sandi. Begitupun sebaliknya, Risma dan Sandi, Anis dan Ahok. Atau sebaliknya Risma dan Ahok, Sandi dan Anis.
Konyol bukan. Tidak mungkin terjadi. Parpol pendukung tak merestui hal ini. Survey tak berkata seperti itu. Animo publik jelas menduku dan bla bla komentar akan ramai. Tapi, kembali pada konteks kemungkinan, hal ini bisa saja terjadi dalam dunia politik.
Tipologi pemimpin Jakarta versi analisa orang desa, JAKARTA mesti dipimpin orang cerdas sudah pasti, tapi berkarater. Bukan hanya keras tapi berani bertindak tegas, lugas, ya suka nge-gas. Terlepas agama, suku, ras, antargolongan. Sing penting wong Indonesia pro perubahan rek.
Penutup, rakyat sudah jeli melihat, sudah puas dengan ceramah janji pro rakyat, telah muak pada sikap. Pilih memilih boleh sih berbeda, toh rakyat sudah cerdas nan cerdik menilai. Belajar dari pengalaman, butuh suatu kepastian. Benci pada harapan dibungkus kemungkinan.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H