Dalam novel Atheis ini. Mengangkat perjalanan hidup Hasan yang menjadi tokoh utama yang diceritakan. Selain peran Kartini, Rusli dan Anwar. Namun, seiring waktu keyakinan Hasan mengalami suatu perubahan ketika bersua dengan Kartini, Rusli dan Anwar. Keyakinan agama yang kental, bergeser pada keyakinan Atheis.
Ekstase Mistis Cinta
nikmatilah, alam bersemak liar dan belukar. curamnya lembah-lembah lereng perbukitan. dihamparan rerumputan dan pepohonan menjulang. hijau tumbuh mekar dan layu terus berganti. tenangnya air danau membiru dan sungai yang mengalir.
lihatlah, sang surya terbit lalu terbenam. awan awan yang berarak. burung-burung terbang. dan bintang bintang berkelap kelip lalu menghilang dalam peraduan.
diam, menyendirilah dalam sepi, mematung di puncak pendakian dan lurah yang dilalui. lereng lereng yang dijalani.
dengarlah, tetesan embun di tengah malam, desahan bayu mendayu basah. mencekam pada larut malam. bunyi jangkrik dan katak yang sahut bersahutan.
Pergolakan Batin Hasan.
Hasan seakan tak mampu mempertahankan keyakinan, dan dipengaruhi dogma pemikiran ketiga orang tersebut. Yang membuat Hasan kebimbangan akan Tuhan dan Agama yang diyakini.
Perdebatan antara mereka, Hasan tak mampu membantah logika yang dilontarkan oleh Rusli bahwa kejumudan akan ketuhanan serta fakta sosial membuat manusia jatuh ke dalam ketertinggalan karena dogma agama itu sendiri.
Serta pemikiran seorang Anwar, bahwa manusia merupakan Tuhan akan dirinya sendiri. Manusia adalah Tuhan.
Pada akhirnya berhasil membuat Hasan berubah. Goyah akan keyakinan yang selama ini dipegang. Yang tak mampu ia utarakan kepada mereka, dan tergilas pada pemahaman baru yang ia yakini dari teman-temannya.
Asyiknya, dalam novel ini bernuansa masa-masa perjuangan, masa pergolakan politik kemerdekaan dan masuk berbagai pemahaman baru dari luar yang mempengaruhi para generasi muda di zaman itu.