Seperti bahasa dalam prosa, puisi, sajak atau karya fiksi lainnya. Yang menuai ragam tafsir bagi pembaca. Konsekuensi, jika penulis telah mempublis tulisannya. Maka pembaca jelas akan memberikan ragam penilaian kan.
Kekayaan dari karya fiksi telah ada sejak dahulu kala, dengan ciri khas tulisan ada disetiap tulisan oleh penulis. Dalam catatan sejarah lahirnya karya-karya monumental yang terkenal dari pujangga masa lalu bukti adanya karya fiksi.Â
Seperti Empu Tanakung dengan hasil karyanya werasancaya dan lubdaka. Empu Darmaja dengan hasil karyanya Smaradhahana. Negarakertagama karya empu Prapanca. Sutasoma karya Empu Tantular. Dan masih banyak lagi para penulis sastra kita yang ada pada masa dahulu.
Belum lagi masa pujangga lama/angkatan 20-an, seperti nama Abdul Muis (salah asuhan), Merari Siregar (azab dan sengsara), Marah Rusli (siti nurbaya), Tulis Sutan Sati (sengsara membawa nikmat). Tenggelamnya Kapal van der wijck dari Buya Hamka. Sampai dengan sekarang masih enak untuk dibaca.
Novel, cerpen/cerbung, puisi, syair, sajak, pantun bahkan gurindam sebuah hasil adalah karya fiksi yang kaya dengan pesan yang dapat diambil hikmah dalam kehidupan ini. Dengan sifat yang menghibur, mendidik, nilai-nilai sosial, pesan moral dan keagamaan.Â
Bahkan yang menarik lagi, banyak pejabat, politisi, artis, dan anak-anak muda yang menggunakan bahasa sastra/fiksi dengan tujuan meraih simpati khalayak, penuh kelakar, kata-kata bijak, maupun pesan sindiran kepada orang lain.
Hal ini memberikan arti bahwa bahasa fiksi itu sangat indah dan penting untuk saat ini sebagai seni dalam hidup. Kekuatan kata bak irama dalam musik, keindahan dalam seni pahat pada patung/arca, bahkan berwarna seperti lukisan monalisa yang terkenal. Pesan-pesan yang tampil dan disampaikan dengan gaya tulisan menarik untuk pembaca/pendengar.
Jika disimak susunan kata-kata/kalimat yang digunakan seperti adanya tanda tanya setiap baris yang terkadang saling bartautan dengan curahan isi hati/buah pikir yang halus dari pencipta/penulis. Yang bukan hanya mementingkan keindahan bait kata perkata belaka, tetapi lebih mengutamakan isi pesan yang sarat dengan kalimat-kalimat renungan sebagai pelajaran dalam hidup.
Nah, bagiku, penulis fiksi adalah orang-orang hebat yang mempunyai titik misteri dibalik kata-kata atau kalimat yang mereka suguhkan. Disertai kebebasan jiwa mereka.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H