Yaitu cara untuk bertahan hidup setelah dewasa, tidak tergantung kepada induk Elang. Lebih kejamnya lagi jika sang induk telah tiada lagi, toh. Kemana tempat untuk meminta lagi.
"Dunia ini kejam Ferguso"
Inilah dasar buat seekor Elang untuk bisa terbang menjulang. Dengan terbang, maka pelajaran selanjut buat Elang tidak sesukar belajar terbang. Menerkam atau berburu, kata induk.
Pesan Elang Untuk Orang Tua dan Pendidik
Jika melirik masa silam dengan masa sekarang. Perbedaan mendasar tampak jelas dipermukaan. Yaitu permasalahan karakteristik generasi seperti mengalami penurunan nilai dalam hal tatakrama. Istilah asing degradasi moral.
Budi pekerti yang dijunjung seakan tergerus dari hari ke hari. Pendidikan seperti tidak berdaya mengahadapi kemerosotan moralitas, alhasil prilaku amoral bak ancaman untuk masa depan anak-anak, kan.
Faktanya, sering loh diberitakan media massa bahkan kejadian langsung didepan mata. Penelitian dunia akademis, seminar/diskusi ilmiah mencoba mengungkap fakta fakta dan sibuk mencari indikator, sub indikator dan solusi penanganannya, temans.
Fakta-fakta ini menunjukan kepada kita, ada apa dengan generasi kita sekarang?
Merujuk pada fenomena ini, mestinya kita mencoba belajar dari sang induk Elang  dalam mendidik anaknya. Keras bahkan terkesan kejam. Namun, bermanfaat dikemudian hari, khusus buat anaknya sendiri kan.
"Bak minum jamu, pahitnya bukan main, tapi khasiat setelah minum, manjur"
Buat orang tua misalnya. Hal yang tak bisa dipungkiri bahwa sebagai tempat pendidikan pertama dan memiliki pengaruh terbesar bafi sang anak. Dan tak bisa juga dibantah siapapun orang tua mereka tak ingin anaknya susah dan sebagainya.