Belum lagi semakin mesranya hubungan Megawati dan Prabowo pasca rekonsiliasi, seperti daya magnet besar dalam duet partai besar PDI Perjuangan dan Gerindra. Dalam menyongsong pilpres 2024 untuk berkoalisi seperti akan terjadi.
Nasdem Beroposisi, Bagaimana Taringnya Nanti?
Sebagai parpol yang belum lama, jika diukur dengan beberapa partai besar yang ada. Usia Nasdem bisa dianggap masih muda, belum sampai berusia sepuluh tahun. Dan termasuk partai yang beruntung dengan perolehan suara parlemen yang signifikan.
Berdasar versi  keunggulan "brand" nasdem jelas pada figure-figur, elit parpol. Yang bersih dari praktik-praktik kotor para elitnya. walaupun ada beberapa elit yang tersandung, tapi lebih sedikit dari kotornya para elit dari parpol lain.
Inilah juga bisa dianggap keunggulan dan keberuntungan Nasdem. Disamping kemenangan dari orang yang di usung dalam kontestasi pemilihan kepala daerah. Misalnya, kemenangan Ridwan Kamil di Jawa Barat dan sebagainya.
Yang menjadi menarik, seandainya Nasdem keluar dari barisan pemerintah dan menjadi barisan oposisi. Seberapa besar kemungkinan-kemungkinan yang akan didapati dan dilakukan. Dikarenakan, apabila beroposisi tiga kursi menteri di cabinet akan hilang. Dan peran memajukan bangsa dalam semangat restorasi hanya berkutat di luar "arena".
Namun dalam hal konteks ini, justru keluarnya Nasdem dalam cabinet. Bukan hanya sendiri menjadi oposisi, Demokrat, PKS, dan PAN telah pasti menunggu di luar pemerintahan. Koalisi diantara oposisi, cenderung positive dalam dinamika demokrasi sebagai penyeimbang pemerintah.
Koalisi ini bisa menjadi poros "rival" dalam menghangatkan kontestasi politik, bahkan ancang-ancang pertarungan di pemilu 2024 nantinya, terasa. Inilah beberrapa kemungkinan yang dapat terjadi. Dengan dinamis politik, kemungkinan-kemungkinan bisa jadi menjadi kemungkinan yang tidak terduga.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H