Mohon tunggu...
Ibra Alfaroug
Ibra Alfaroug Mohon Tunggu... Petani - Dikenal Sebagai Negara Agraris, Namun Dunia Tani Kita Masih Saja Ironis

Buruh Tani (Buruh + Tani) di Tanah Milik Sendiri

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Karena Bapak dan Ibuk Sayang Zahra

30 April 2019   08:18 Diperbarui: 30 April 2019   08:21 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrated by; pixabay.com

"Besok di konfir tindak lanjutnya Ya, rencana kita, pungkasAurora. Kini kita bubar dulu, pulang membawa khabar gembira buat keluarga. bahwa kita sukses ujiannya dihari ini"

BAGIAN DUA

Sambil senyam-senyum sambil bersiul Zahra menekan bel. Tut, tut, tut, Assalamualakum, Buk. Tanpa basa basi langsung merangkul Ibunya. Bun, aku lulus skripsinya hanya sedikit revisi. Wah, bagus nak. Ini adalah sebuah kebanggaan dan khabar yang mengembirakan.

Jadi kalau sudah Revisi, hanya menunggu wisudah dan ijazah. Buk, semua aktivitas kampus selesai. Kini aku, Sona dan Aurora punya rencana jalan-jalan keluar kota melepaskan kepenatan selama ini. Bagaimana menurut Ibuk, boleh tidak Zahra refresing ikut mereka. 

Zahra, boleh asalkan Bapakmu setuju. Tapi, pastikan dahulu, apakah benar-benar telah kelar aktivitas kuliahnya. Nanti bisa jadi tertinggal informasi kalau lalai, nak.

Sambil menunggu Bapakmu pulang, lebih baik kamu bantu Ibuk di dapur. Walau pendidikan tinggi  dan karir bagus kamu harus bisa urusan keluarga, seperti memasak, mengurus anak-anak, ataupun masalah rumah lainnya. Karena secara kodrat wanita adalah sosok yang memiliki pengaruh nantinya sebuah keluarga. Sangat naif seorang wanita tidak faham akan urusan rumah tangga.

lihat tu di TV atau Koran, banyak sekali informasi yang miris untuk di dengar, tawuran, narkoba, sek bebas. Semuanya ini salah satu indikator adalah masalah keluarga. Jadi keluarga baik adalah benteng utama dan sebagai pendidikan pertama bagi anak-anak nanti, Bagaimana seorang ibuk tempat mengadu tidak bisa berbuat apa-apa, alhasilnya bahtera akan karam dilautan Zahra.

Kriiit, Bapak pulang Buk. Tanpa pikir panjang segera berlari kedepan.

Assalamu alaikum, suara Bapak.

"Waalaikumsalam, jawab Zahra sambil berlarian menghampiri"

"Mana Ibukmu Zahra, biasanya dia yang menjawab, sambil ngeloyor masuk ke kamar"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun