Mohon tunggu...
Mukmin
Mukmin Mohon Tunggu... Wiraswasta - .

Bukan anak Presiden, hanya orang biasa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

20 Tahun Tsunami Aceh: Kilas Balik dan Refleksi

26 Desember 2024   12:03 Diperbarui: 26 Desember 2024   12:03 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
20 Tahun Tsunami Aceh: Kilas Balik dan Refleksi. Foto: X/infomitigasi)

TEPAT pada 26 Desember 2004, wilayah Aceh mengalami salah satu bencana alam terbesar dalam sejarah, yaitu tsunami. Gelombang raksasa ini muncul akibat gempa bumi berkekuatan besar di dasar laut Samudra Hindia, yang kemudian menyapu daratan Aceh dan sekitarnya. Peristiwa ini tidak hanya menghancurkan infrastruktur, tetapi juga merenggut ratusan ribu nyawa.

Meski sudah dua dekade berlalu, kenangan akan tragedi tsunami Aceh tetap hidup di hati banyak orang. Duka mendalam masih dirasakan, terutama oleh mereka yang kehilangan keluarga, sahabat, atau orang-orang tercinta. Bagi keluarga korban, waktu mungkin terus berjalan, tetapi ingatan tentang mereka yang telah tiada seolah tetap melekat dalam keseharian.

Kejadian tsunami Aceh yang terjadi pada tahun 2004 bermula dari gempa bumi dahsyat di bawah laut. Titik gempa tersebut berada di sebelah barat perairan Aceh, tepatnya di Samudra Hindia. Gempa ini mengguncang dasar laut di kawasan barat daya Sumatera, dengan jarak sekitar 20 hingga 25 kilometer dari garis pantai.

Gempa tersebut tercatat sebagai salah satu gempa terbesar dalam sejarah modern. Berbagai sumber menyebutkan bahwa kekuatan gempa yang memicu tsunami ini berada di kisaran magnitudo 9,1 hingga 9,3. Menurut laporan resmi dari United States Geological Survey (USGS), gempa tersebut memiliki magnitudo 9,1.

Gempa di perairan Aceh terjadi akibat adanya patahan antara lempeng benua Eurasia dan lempeng benua Indo-Australia. Patahan ini bermula di perairan barat Aceh dan meluas hingga ke Laut Andaman. Menurut informasi dari The National Science Foundation, patahan ini termasuk salah satu yang paling parah dan terpanjang yang pernah tercatat dalam sejarah.

Karakteristik lain dari gempa ini adalah pusat gempa yang tergolong dangkal, berada pada kedalaman sekitar 10 kilometer. Kedalaman ini membuat energi gempa tersalurkan dengan sangat kuat ke permukaan, sehingga dampaknya terasa sangat besar, baik dari segi kerusakan fisik maupun jumlah korban yang ditimbulkan.

Gelombang tsunami dilaporkan menjalar dari pusat gempa dan hanya butuh waktu sekitar 6 menit untuk mencapai pantai Aceh. Kecepatan luar biasa ini membuat kerusakan besar tak terhindarkan, terutama di sepanjang garis pantai hingga ke Banda Aceh. Tinggi ombak yang tercatat mencapai 20 hingga 30 meter, membuatnya tampak seperti tembok air raksasa yang meluluhlantakkan apa saja di depannya.

Dengan kecepatan sekitar 800 kilometer per jam, gelombang tsunami menghantam daratan dengan kekuatan yang tak tertahankan. Segala sesuatu yang menghalangi lajunya, mulai dari rumah, pohon, kendaraan, hingga bangunan besar, seolah tidak berdaya diterjang oleh derasnya air laut.

Banyak literatur menyebut bahwa patahan gempa yang terjadi terdiri dari 6 segmen. Namun, ada juga pendapat lain yang menyatakan bahwa patahan tersebut mencakup hingga 11 segmen. Dugaan ini mengarah pada kemungkinan patahan tersebut membentang sepanjang 1.155 kilometer di pertemuan lempeng Eurasia dan Indo-Australia. Bahkan, dasar laut sepanjang 1.200 kilometer dilaporkan runtuh hanya dalam waktu sekitar 8 menit.

Akibat bencana besar tersebut, lebih dari 160 ribu orang dilaporkan meninggal dunia. Di antara korban, ada sekitar 1.148 guru. Selain itu, sekitar 289 ribu anak usia sekolah harus kehilangan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan karena banyak fasilitas sekolah yang rusak parah akibat dihantam gelombang laut.

Menurut data dari Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Aceh-Nias (BRR Aceh-Nias), sebanyak 93.285 orang dinyatakan hilang, sementara lebih dari 500 ribu orang kehilangan tempat tinggal. Tak hanya itu, sekitar 750 orang juga terpaksa kehilangan pekerjaan mereka akibat dampak bencana tersebut.

Di provinsi yang terletak di paling barat Indonesia ini, sebanyak 654 desa mengalami kerusakan parah akibat tsunami. Lebih dari 63.977 kepala keluarga (KK) kehilangan tempat tinggal akibat bencana tersebut.

Secara keseluruhan, kerugian yang ditimbulkan mencapai 97 persen dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Aceh. Dampak tsunami ini terasa tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri. Kota Banda Aceh, Aceh Besar, Aceh Barat, dan Aceh Jaya menjadi daerah yang paling parah terdampak. Bahkan, gelombang tsunami juga menghantam wilayah lain di sisi timur Aceh, seperti Pidie, Bireuen, dan Lhokseumawe.

Peristiwa tsunami Aceh masih menyisakan kenangan yang memilukan bagi semua orang di Indonesia, tidak hanya bagi masyarakat Aceh saja. Meskipun waktu telah berlalu, semangat kebersamaan masyarakat tetap terlihat, mereka terus saling bahu-membahu untuk belajar dari pengalaman tersebut dan berusaha agar dampak buruk yang terjadi tidak terulang kembali.

Proses rekonstruksi dan rehabilitasi pasca-tsunami terus berjalan, dengan banyak langkah yang dilakukan untuk memulihkan daerah-daerah yang terdampak. Selain itu, pendidikan tentang mitigasi bencana semakin gencar disosialisasikan, sehingga masyarakat lebih siap menghadapi kemungkinan bencana di masa depan.

Tak hanya itu, kegiatan ini juga menjadi kesempatan untuk mengingat kembali peristiwa tsunami Aceh yang telah mengguncang banyak kehidupan, sebagai bahan pembelajaran untuk generasi mendatang agar tetap waspada dan tanggap dalam menghadapi bencana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun