Setelah perkenalan itu, hubungan mereka menjadi lebih akrab. Kurt, Anthony, dan rekan-rekannya kemudian berbagi rencana kepada Henry. Mereka ingin melarikan diri dari tempat tersebut dan membutuhkan bantuan Henry untuk mencuri kunci gerbang yang disimpan di meja bos. Awalnya ragu, Henry akhirnya setuju untuk membantu.
Henry mulai menjalankan rencananya dengan cerdik. Ia berpura-pura membutuhkan tang untuk menyelesaikan pekerjaannya dan meminta alat itu kepada bosnya. Ketika bosnya keluar ruangan untuk mengambil tang, Henry dengan cepat mengambil kunci yang terletak di atas meja.
Keesokan harinya, Kurt dan Anthony mengajak Henry untuk melarikan diri. Dengan perjuangan yang berat dan rencana yang matang, mereka bertiga akhirnya berhasil keluar dari tempat itu.
Henry, yang tidak memiliki keahlian dalam bela diri maupun menembak, awalnya ragu untuk ikut. Namun, setelah mempertimbangkan keadaannya, ia akhirnya memutuskan untuk bergabung dan mencoba kabur bersama mereka.
Sementara itu, para penjaga mulai mengejar mereka tanpa henti, hingga akhirnya terjadi baku tembak. Dalam situasi genting, ketika peluru mereka hampir habis dan jumlah penjaga jauh lebih banyak, mereka terkepung tanpa jalan keluar. Namun, tiba-tiba terdengar suara rentetan tembakan yang menghabisi para penjaga tersebut.
Dari arah rerimbunan pohon, muncullah dua orang, Brock dan Victor. Mereka berhasil menyelamatkan Henry, Kurt, dan Anthony dari situasi yang nyaris mustahil itu.
Setelah keadaan mereda, mereka semua berkumpul untuk berbicara. Brock dan Victor menawarkan kerja sama untuk melarikan diri bersama. Dengan persediaan makanan yang dibawa oleh Kurt, Anthony, dan Henry, mereka pun sepakat untuk bergabung dalam perjalanan penuh risiko ini.
Rencana mereka tidak berjalan sesuai harapan. Dengan perbekalan yang hanya cukup untuk tiga orang, mereka harus menempuh perjalanan lebih dari seminggu untuk mencapai Finlandia. Perjalanan itu pun jauh dari kata mudah. Mereka harus melewati hutan lebat dengan jalan berbatu, terjal, dan diselimuti salju.
Di tengah perjalanan, sebuah insiden tragis menimpa Brock. Ia terpeleset dan jatuh ke dalam sungai yang membeku. Henry dengan sigap mencoba menyelamatkannya, bahkan masuk ke dalam sungai yang dingin. Namun, upayanya tidak berhasil. Brock kehilangan nyawanya.
Hari-hari berikutnya, Henry dan Victor melanjutkan perjalanan dengan langkah berat. Mereka hanya berhenti untuk beristirahat ketika kelelahan tak tertahankan, sambil mengandalkan perbekalan makanan yang kian hari semakin menipis.
Di sisi lain, kondisi Henry semakin melemah akibat kelelahan yang terus menumpuk. Ia jatuh sakit. Victor dengan penuh perhatian merawat Henry, memberinya makanan yang tersisa.