Warga NU bisa menjadi faktor penentu dalam perebutan kursi presiden karena NU adalah organisasi keagamaan Islam terbesar di Indonesia dengan jaringan dan basis massa yang sangat kuat dan luas di seluruh nusantara. NU memiliki kekuatan politik yang signifikan dalam pemilihan umum karena memiliki jutaan anggota dan pendukung yang tersebar di seluruh Indonesia. Selain itu, NU juga memiliki kekuatan ekonomi dan sosial yang besar, dengan banyak anggota yang bergerak di berbagai sektor ekonomi dan masyarakat.
Salah satu kader yang NU memiliki potensi kuat menjadi Cawapres yang layak mendampingi Ganjar Pranowo adalah Erick Thohir. Pria yang merupakan anggota kehormatan Banser NU, memiliki elektabilitas tinggi sebagai cawapres, berdasarkan hasil survei terbaru dari Indikator Politik Indonesia (IPI). Dia juga memiliki dukungan partai politik dan logistik yang cukup kuat.
Jika dibandingkan dengan kandidat NU lain seperti Khofifah Indar Parawansa, Muhaimin Iskandar, dan Mahfud MD, Erick Thohir unggul dalam hal elektabilitas, dukungan partai politik, dan logistik. Qodari menambahkan bahwa Erick Thohir juga sering bertemu dengan partai-partai seperti PAN dan PPP.
Namun hari diingat bahwa pemilihan Calon Wakil Presiden (Cawapres) bukanlah perkara mudah. Ada banyak variabel yang harus dipertimbangkan sebelum memilih sosok yang tepat untuk mendampingi calon presiden. Salah satu variabel yang harus diperhatikan adalah elektabilitas. Seorang Cawapres yang memiliki elektabilitas tinggi dapat membantu calon presiden untuk meraih suara yang lebih banyak.
Selain elektabilitas, dukungan partai politik juga menjadi variabel penting dalam memilih Cawapres. Tentu, ada banyak pertimbangan yang dilakukan oleh PDIP dalam menentukan calon Wakil Presiden untuk mendampingi Ganjar Pranowo. Pertimbangan tersebut antara lain mencakup komunikasi politik, kesepakatan antar partai, membangun koalisi yang solid, dan kepentingan yang ada.