Ada hadis sahih (riwayat imam Muslim dari shahabat Abu Hurairah) yang menggambarkan kebangkrutan sementara umat Muhammad SAW kelak di Hari Kiamat. Mereka yang bangkrut itu ialah mereka yang datang di Hari Kemudian membawa sekian banyak amalan-amalan salat, puasa, dan zakat; namun semasa hidupnya di dunia suka melakukan perbuatan buruk kesana-kemari kepada sesama: mencaci ini, menuduh itu, memakan hartanya ini, melukai ini, memukul itu. Nanti pahala-pahala amal mereka diambil dan diberikan kepada  orang-orang yang pernah mereka lalimi. Dan apabila pahala-pahala amal mereka habis, padahal masih banyak orang yang haknya belum terpenuhi, maka dosa orang-orang yang bersangkutan akan diambil dan ditimpukan kepada mereka. Akhirnya mereka pun dilemparkan ke neraka. Na’udzubillah.
Nah, kita sering kali berpikir terbalik. Terhadap Allah Yang Maha Pemurah, Penyayang, Pengampun, dan Syakuur, kita begitu bersitegang  menyikapi hak-hakNya. Soal kiblat salat kurang miring sedikit, ribut. Soal wudhunya orang yang terlanjur bertatto, ribut. Soal beda awal Ramadan atau awal Ied, ribut. Dan sebagainya dan seterusnya. Sementara terhadap sesama manusia yang umumnya mudah kesal dan marah, pembenci, dan sulit memaafkan, kita malah sembrono. Menganggap ringan. Begitu gampangnya melukai dan menyakiti sesama. Begitu entengnya merampas hak dan memakan harta sesama. Dan sebagainya dan seterusnya. Bahkan ada yang karena bersitegang membela ‘hakNya’ , sampai harus menginjak-injak hak sesama. Seolah-olah tahu persis kehendak dan sikapNya.
Kalau pun kita tidak ekstra hati-hati terhadap sesama manusia yang perangainya relatif  sulit, setidaknya sama hati-hatinya dengan sikap kita terhadap Tuhan kita yang Pemurah. Orang yang saleh ialah orang yang baik kepada Tuhannya dan sekaligus baik kepada sesama hambaNya.
Dari sini, kita tahu betapa arifnya para pendahulu kita yang mentradisikan tradisi khas kita. Tradisi halal-bi-halal. Saling meng-halal-kan antara sesama. Bagi para pemimpin dan tokoh-tokoh publik boleh jadi agak sulit untuk memohon maaf dan meminta halal, bila kesalahan dan perampasan hak dilakukan kepada banyak pihak. Namun , demi keselamatan di kemudian hari, kiranya sesulit apa pun perlu diupayakan. Pers dan media massa kiranya bisa membantu. Selebihnya dan selanjutnya diperlukan kehati-hatian . Wallahu a’lam.
Selamat Idul Fitri. Mohon maaf segala kesalahan lahir dan batin. Kullu ‘aamin wa Antum bikhair!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H