Mohon tunggu...
ahmad mukhtar Jaiz
ahmad mukhtar Jaiz Mohon Tunggu... Guru - penerus Risalah Nabi

Allah Kuasa Makhluk Tak Kuasa Dunia Sementara Akhirat selamanya

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pantun Nasehat Langkah 27-39

28 Februari 2018   07:35 Diperbarui: 28 Februari 2018   07:50 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pulau Jemaja gunung menukik,

Gunung Datuk menjulang tinggi.

Sebelum kita jadi pendidik,

Didik dahulu diri sendiri.

Baik-baik jika berujar,

Tersalah ucap bisa kecewa.

Baik-baik guru mengajar,

Alat dan media selalu tersedia.

Anambas membaharu segala segi,

Sedap berkelah juga bersantai.

Sesama guru saling berbagi,

Semua masalah pasti selesai.

Anambas membaharu segala segi,

Segala pembangunan terus dilakukan.

Sesama guru saling berbagi,

Bertukar fikiran membangun pendidikan.

Lautan luas terus diburu,

Dijaga ketat dari penjarah.

Selalu ikhlas menjadi guru,

Kerja semangat jadi ibadah.

Lautan luas terus diburu,

Banyak memburu dengan sengaja.

Selalu ikhlas menjadi guru,

Kerja guru sangat mulia.

Banyak pembajak tidak ber hati,

Pukat mayang harus dibendung.

Guru bijak tentu diminati,

Guru penyayang pasti disanjung.

Banyak pembajak tidak ber hati,

Kadang menjarah pakai sekoci.

Guru bijak tentu diminati,

Guru pemarah bisa dibenci.

Laut bersinar pasir berkepal,

Segala penjuru pantai tersebar.

Walau pelajar membuat kesal,

Selaku guru tetap bersabar.

Segala penjuru pantai tersebar.

Air menukik arus berganti.

Selaku guru tetap bersabar.

Selalu mendidik sepenuh hati.

Pagi hari petik selasih,

Ambil gaharu memakai sangkur.

Jauhkan dari silang selisih,

Sesama guru selalu akur.

Pulau Tarempa nama diberi,

Bermain gasing merata-rata.

Guru berlomba capai prestasi,

Bukan bersaing pamerkan harta.

Anambas berandam semua penjuru,

Laut membelah pulau berumpun.

Jangan berdendam antara guru,

Jika tersalah saling mengampun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun