Oleh: Mukhtar Habib
"Jangan bersedih Dia bersama kita"
Terbentur jiwa pada kala malang dari jiwa penuh naif
Melalang buana dari sudut pandang rasa dan lensa sang petualang kehidupan
Berdiri menapaki sebuah makna dan  peristiwa alam
Menjerit lantang, di dalam hati kelam penuh kesedihan
"Jangan bersedih Dia bersama kita"
Ia tak tahu, arti apa dari sebuah kehidupan penyair
Anehnya juga, ia bukan penyairÂ
Seakan-akan seperti aliran yang tak mengalir deras ke ubun-ubun kepala
Jujur, pahit memang, tak seperti indah kata para pujangga
"Jangan bersedih Dia bersama kita"
Yang menuliskan lantunan syair penuh harapan
Terurai cerita dari sebuah kisah keadilan
"La tahzan Innallaha Ma a'na, artinya jangan bersedih Dia bersama kita"
Ku baca dari penciplak makna kehidupan, Â Al Qarni adalah panggilannya
"Jangan bersedih Dia bersama kita"
Pupuk harapan dan cinta, dari fenomena tuntut diri tak cengeng tuk tiap-tiap lelakiÂ
Sampaikan pesan moril dan tegar dalam ujian yang tak pernah tertuliskan
Itulah Dia, sahabat karib ku dan karib mu
Memberi cinta yang pernah kau balas
Deli Serdang, 30 Januari 2025
*Puisi ini mengadopsi tulisan Shaykh Dr. Aaidh ibn Abdulllah Al-Qarni yang berjudul, "La Tahzan"
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI