Mohon tunggu...
Mukhtar Habib
Mukhtar Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas, Wartawan di salah satu Media Harian/Online. Penulis Ofisial PON XXI 2024. Penulis Novel.

Simpel dan sederhana. Berusaha berpikir positif akan sesuatu.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hujan Pagi

26 Januari 2025   10:54 Diperbarui: 26 Januari 2025   10:54 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi Hujan Pagi. Foto: 

Oleh: Mukhtar Habib

Nuansa pagi ditemani hujan rintik tak beriak di atap seng

Satu persatu turun tak berima, tapi terdengar berirama

Berkala kelabu pandang mata buram ke atas  

Bagai abu-abu dan hitam, sejiwa tapi tak selaras

Sarasvati kata yang  melintas di saat itu, namun tak bermakna

Gugah indera paksa masuk dimensi pagi 

Bulatan kuning yang selalu ku gambar 25 tahun lalu tak muncul

Begitu juga angka tiga yang memutar  ke kiri itu , kicaunya pun tak ada 

Seingat dulu Januari bulan panas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun