Oleh: Mukhtar Habib
Kulihat dari jendela publik itu kebisingan di berbagai ruang
Katanya mendebatkan sang pemutus kebijakan antara Pajak 12% dan Makan Gratis
Mungkin tak sama namun bijaknya lahir di waktu yang sama
Tak mengerti itu, kata mereka sisinya tak seimbang Bapak dan Bunda
Doa ku menyertai mu Bapak dan Bunda, tapi mengapa begitu ceritanya Â
Irit suara dan pikir ku tak sampai ke alur itu
Kata mereka itu proyek
Sungguh ku ragu, karena tak seelok engkau bernyanyi
Bapak dan Bunda adalah idola ku dari dulu
Tak segelintir pun ku cercah sempurna mu
Benar dan salahnya ku tak tahu, karena Samudra Hindia pun tak sanggup ku raih
Katanya lagi, kasih mu diperbincangkan Bapak dan Bunda
Ku tak berpihak dengan itu, namun suara itu merusak gambar mu di kepala ku
Buktikan Bapak dan Bunda, songsong masa depan cerah
Dari pribadi yang ku lihat dulu tulus dan cemerlang
Saka mu baru berkibar, namun tak setinggi waktu muda
Cerah menonjol di antara jutaan pakar bahkan di Asia kala itu
Sumatera Utara, 8 Januari 2025
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H