Mohon tunggu...
Mukhtar Habib
Mukhtar Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas, Wartawan di salah satu Media Harian/Online. Penulis Ofisial PON XXI 2024. Penulis Novel.

Simpel dan sederhana. Berusaha berpikir positif akan sesuatu.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ratu Tak Beraja

3 Desember 2024   12:05 Diperbarui: 3 Desember 2024   12:12 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dia "Ratu Tak Beraja"

Selalu ku pandangai sinar putih ke atas sana

3 dasawarsa sudah kau hadir 

Bersinar jauh tak dapat digenggam tangan

Tertulis indah di setiap puitis cinta ratusan penyair

Dia "Ratu Tak Beraja"
Diperebutkan ratusan abad 

Tak ada seorang yang berhasil meraihnya

Hanya jutaan syair penuh rima

Namun khayal pun tak cukup

Silih berganti dari zaman batu 

Purnama itu dambaan jutaan lelaki

Kalau kena tertusuk 

Galaunya sampai setahun  

Separuh sinar bikin mabuk kepayang

Belum ku tahu, siapa yang berhasil?

Yang ku tahu Kahlil Gibran pun tak berhasil

Imam Syafi'i tak juga , konon lagi Jendral Thian Feng  

Katanya cinta deritanya tiada akhir

Hahahaha, ku tertawa penuh makna

Ku cari lagi, bahkan William Shakespeare 

Penulis kisah cinta  Romeo dan Juliet itu juga tak berarti

Purnama itu memang cantik

Ratu para penyair

Sendiri terus memikat hati

Ingin ku raih, tak punya tahta

Sadar ku menggelitik

Jangan kan Aku

Para puitis ternama pun tak mampu

Apalagi jendral babi dalam dongeng pencari kitab suci 

Ini Aku, itu Dia 

Nelangsa kutipan metafora kehidupan 

Dia "Ratu Tak Beraja"

Ratu ku bukan wanita ku

Mata ku tapi tidak hati ku

Deli Serdang, 3 Desember 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun