Mohon tunggu...
Mukhtar Habib
Mukhtar Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas, Wartawan di salah satu Media Harian/Online. Penulis Ofisial PON XXI 2024. Penulis Novel.

Simpel dan sederhana. Berusaha berpikir positif akan sesuatu.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Penjual Kwaci Tengah Malam

3 Desember 2024   00:32 Diperbarui: 3 Desember 2024   01:00 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Biji Bunga Matahari/pixabay)

By: Mukhtar Habib

Namanya Kinanta Si penjual Kwaci

Jajak dagangan penuh senyuman

Urut kata bertutur lembut

Gadai waktu tak ingin pulang kembali

Malam itu jarum waktu bersatu tegak ke angka 12

Kinanta masih gendong berat dagangannya

Tak harap diberi berharap dibeli

"Om beli Om"

Si Kinanta penjual kwaci

Tak ragu di kesunyian 

Meja itu separuh dadanya

Letakkan biji matahari di pertengahan 

Wajah riang hitam manis kulitnya

Di tengah malam itu tak gentarkan niatnya

Ku tanya dia berapa umurnya

Dia menjawab 1 dasarwarsa kurang 2 tahun

Ku tanya lagi sekolahnya

Katanya SD , tapi enggan tak bersambung

Logam setara 3 keping pun jadi

Pintanya dituruti lalu dia pergi

Sungguh manis digigit 

Meski tak niat membeli

Tapi dia berbagi makna kepada ku

Tangguh tak kenal waktu

Si Kinanta penjual kwaci 

Ku bersaksi waktu itu patah olehnya

Tak takut terus berpindah

Tak ingat tidur tak ingat pulang

Deli Serdang, 3 Desember 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun