Mohon tunggu...
Muhamad Iqbal
Muhamad Iqbal Mohon Tunggu... Penulis - Kepala Biro Perencanaan Kementerian Agama

Membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Politik

Benarkah Parpol Beridentitaskan "Islam" Menjalankan Qs. Al-Maidah [5]:51 di Indonesia?

13 Oktober 2016   10:55 Diperbarui: 13 Oktober 2016   11:14 746
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Lalu berlatarbelakang identitas "ISLAM" seperti apa yang sesungguhnya Anda (Paprol) maksudkan itu? Bukankah dari dulu hingga detik ini, umat Islam Indonesia telah diwarnai oleh "perbedaan paham (fiqih)" dalam bentuk warna "mazhab" antara Sunni vs Sunni dan antara Sunni vs Syiah. Tapi di awal abad 21 ini, mazhab sudah mulai ditinggalkan dan perseteruannya mulai redup, kemudian segera digantikan oleh perbedaan "aliran" keislaman yang bermacam-macam ragamnya, mulai dari model 'Islam' ala Arabisasi, ala Kemajuan, ala Nusantara, ala Liberal, dan sebagainya, termasuk di dalamya masih ada ala sekte-sekte Islam, seperti Syiah, Khalwatiyah, Jamaah Tabligh, Ahmadiyah, dan sebagainya.

"Fakta" menunjukkan, bahwa Parpol berlatarbelakang "Islam" pengusung pasangan calon Pilkada termasuk Pilpres, belum tentu dapat didukung oleh Parpol yang berlatarbelakang Islam yang sama, karena "kemungkinan" faktor mazhab, aliran, atau sekte keislaman itu "dan inilah masalahnya" kita umat Islam di Indonesia, amat sangat susah menyatukan visi dan misi kalau tidak sehaluan dalam pergerakan keislaman yang sama. Lalu, sudah menjadi nyatakah pandangan Prof. Nurcholish Madjid (almarhum) "bos" Anies Baswedan di Universitas Paramadina, bahwa "Islam Yes, Partai Islam No"???

Parpol berlatarbelakang Islam perlu "muhasabah" atau mungkin dapat diartikan "berbenah diri", kalau mau didukung atau kalau tidak mau ditinggalkan oleh umat Islam Indonesia sendiri.

Permasalahan Parpol Islam di Indonesia akan kita uji lagi, sejauhmana "daya dukung" dari umat Islam di seluruh Indonesia melalui Pilkada serentak tahun 2017, apakah betul-betul komitmen atau istiqamah keimanannya dengan ajaran QS. Al-Maidah [5]:51 di atas atau Firman Allah SWT. tersebut masih bisa ditafsirkan dengan konsep "toleransi" di Indonesia yang menganut asas "kemajemukan" berasaskan Pancasila?

Kalau ini terjadi, maka pada Pemilihan Umum (Pemilu) berikutnya, Parpol mana pun terutama berlatarbelakang agama "penting evaluasi diri" untuk tidak mengusung lagi dalil-dalil atas nama "Firman Allah atau Tuhan", karena bisa saja Anda telah menyandera Allah atau Tuhan melalui firman-firman-Nya demi atas paragmatisme kepentingan politik Anda yang sesaat itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun