Beliau sosok yang jenaka, meskipun sedang sakit. Kami ngobrol kesana kemari, apalagi sekarang saya memiliki kesamaan dengan beliau. Yakni sama-sama pernah menimba ilmu di Yogyakarta. Dari bahasan nasihat mempelajari ushul fiqh sampai juga pada bahasan politik 2024.
Entah darimana sentuhan ke arah itu, karena sudah lupa. Seingat saya tak lama kemudian beliau memperlihatkan kedatangan anggota DPR RI yang memang memiliki kedekatan dengan Muhammadiyah. Serta beberapa foto lain yang juga mencalonkan diri menjadi anggota DPR RI, lagi.
Bagi saya yang selama ini berpikir Muhammadiyah itu wes lurus-lurus saja. Karena memang terbukti dari Amal Usaha dan berbagai kegiatan sosialnya. Sehingga kiranya tidak terlalu bergantung pada urusan-urusan politik praktis. Ternyata yang namanya "silaturahmi politik", ya ada-ada saja.
Pada akhirnya, Kita tidak dapat menghindar dari apa yang namanya politik, baik itu politik sebagai kebijakan ataupun politik praktis. Setidaknya, kalaupun tidak menjadi pemain di politik praktis jangan sampai jadi yang dipermainkan. Terserah Anda mau mengikuti madzhab karena si anu sowan ke kyai lalu manut. Atau bodo amat sowan ke siapa saja. Pun bentuk kampanye ke kampus, pesantren, ataupun ormas lainnya.
Ingat, sediakan alasan dalam setiap pilihan untuk di hari pembalasan!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI