Mohon tunggu...
Mukhlis Syakir
Mukhlis Syakir Mohon Tunggu... Mahasiswa - Nyeruput dan Muntahin pikiran

Mahasiswa Pengangguran yang Gak Nganggur-nganggur amat

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Munajat Kematian

2 Desember 2023   19:18 Diperbarui: 2 Desember 2023   19:18 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Koleksi Gambar Pribadi

Ya Allah, Tuhanku, Tuhan semesta sekalian.

Di tengah hujan yang mengelilingiku malam ini.

Baca juga: Munajat Move On

Di bawah kegelapan malam.

Di bawah terangnya lampu berwarna kuning

Aku bermunajat kepadamu

Munajat Kematian

Entah sudah pantas atau belum tuk bertemu denganmu

Entah akan selamat atau celaka setelah bertemu dengan kematian

Aku tetap, bermunajat kepadamu

Munajat Kematian

Karena sesungguhnya tiada lain yang lebih menyakitkan bagiku

Selain hidup, dengan lumuran dosa

Dengan hela nafas kekufuran kepadamu

Pun, munajat ini bukan bentuk kufur kepadamu

Karena ini hanya munajat

Hanya bentuk penghambaan

Sebagai bentuk meminta maaf pada setiap jasadku

Yang kudzalimi dengan berbuat dosa

Mata yang melihat apa yang tak sepatutnya

Telinga yang tak mendengarkan yang seharusnya

Hidung yang tak pernah ingat hela nafasnya

Mulut yang lupa akan dzikir kepadamu

Sebagai bentuk maaf pada semesta

Pada rumput yang diinjak dengan seenaknya

Dedaunan yang tak pernah kubayar udara segarnya

Akar yang tak pernah kuelus akan airnya

Sebagai bentuk penyelamatan diri

Dari jahatnya aku pada hewan

Yang dengan mudah ku ambil telurnya

Dengan mudah ku iris-iris tubuhnya

Bahkan hingga usus dan hatinya sekalipun

Pun dari kejahatanku pada orang lain

Berupa sangkaan buruk

Ucapan buruk

Ekspresi buruk

Yang sering kali menyakiti

Aku tahu Engkau lebih tahu apa yang Aku maksud

Tapi ingin Aku tegaskan sebagai rasa rindu

Bahwa munajat ini bukan munajat kufur

Kufur pada nikmat hidup

Justru munajat rindu

Rindu bertemu denganmu

Tak mau menyakiti kekasih-kekasihmu

Maka, tiada lain, do'a penutup dari munajat ini

Tuhan, seandainya hidup lebih baik bagiku.

Maka hidupkanlah aku dalam kasih-Mu

Tuhan, seandainya mati lebih baik bagiku

Bunuhlah Aku

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun